Minggu, 15 Januari 2012

sebuah anugerah singkat, sang sahabat

Dear Puput puji astuti

Hai, apa kabar ? kalau kabarku jelas sangat baik. Semoga kamu baik-baik juga ya hoho. Kamu masih inget aku nggak ? yah emang sih udah lamaaa banget kita gak ketemu. Terakhir ketemu februari 2006, sebelum kamu dan keluargamu kabur entah kemana :'). Mungkin saat itu aku masih terlalu naif tentang berita kepergianmu. Bagaimana tidak, sehari sebelumnya kan kita masih tertawa dibawah atap yang sama. Tiba-tiba esoknya ada kabar kau dan keluargamu menghilang dari rumah kontrakan kalian. Semua tetanggamu mencari hingga ke sekolah, dan sampailah berita itu menjadi hotnews di sekolah. Seandainya kamu tahu, saat itu kamu sukses loh jadi seleb dadakan sekolah hehe. Ya, sebenarnya aku tahu pasti alasan mengapa keluarga mu kabur dari kediaman kalian sebelumnya. Aku tahu terlalu banyak tentangmu, hingga masalah keluraga yang kalian hadapi, dan masih teringat betul hingga kini segala cerita duka lara mu di benakku. 

Dulu kita terasingkan di kelas, sampai-sampai saat istirahat, belajar, sampai olahraga pun kita habiskan hanya berdua dan itu hanya untuk saling bercerita. aku lah yang banyak mendengarkan. Aku tahu bagaimana sulitnya keadaan keluargamu. Mulai dari tinggal di rumah kontrakan kecil dengan penghuni rumah yang banyak, hutang keluarga mu kepada hampir semua tetangga, hingga kisah cinta mu yang penuh perjuangan. Namun beruntungnya mereka memiliki sulung seperti mu. Seorang gadis tangguh yang tak gentar pada penderitaan. Kau temanku yang cerdas dan cantik, berkat kamu aku benar-benar mengerti tentang arti sebuah kehidupan. Siapa sangka kau memiliki kehidupan yang begitu pilu, manakala ketika disekolah kau nampak ceria dan selalu cerdas. Keterbatasanmu tak pernah mengurangi amal ibadah mu untuk selalu bersedekah. Aku bangga kawan, sangat bangga memilikimu. Kau gadis yang pantang menyerah dan penuh perjuangan, namun sayang keluargamu tak setangguh dirimu. Sebenarnya aku tak percaya kau bisa begitu saja merelakan sekolah yang paling kau banggakan, setidaknya kau bisa berontak, tapi aku mengerti rasa cinta mu terhadap keluraga lebih dari sebuah arti kebanggan itu. 

Btw, setelah kamu pergi sebenarnya aku sangat terpuruk bahkan sempat membenci kamu. Karena kamu adalah satu-satunya sahabat terbaikku dan malah pergi meninggalkanku sendiri. Tapi ternyata aku sadar. kau adalah anugerah yang tidak sepantasnya aku benci, karena ketika kau pergi pun, kau masih memberiku kebahagiaan. kepergianmu memberikanku kesempatan untuk mencoba berteman dengan yang lain. Kini semua teman sekelas kita dulu adalah teman terbaiku. Aku pun sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang tak kalah tangguhnya darimu hehe.

Emmm mungkin segitu dulu kabar dan cerita dariku. Aku sebenarnya juga mengharapkan cerita darimu. Tapi sampai saat ini aku sama sekali tidak tahu keberadaan kamu. Yang pasti sejak enam tahun ini, kesehatan serta  kebahagaiaan mu dan keluarga merupakan salah satu doa wajib yang selalu ku lontarkan pada Tuhan. Ini adalah wujud terimakasih ku pada-Nya karena telah mengirim kamu untuk ku meski hanya 1,5 tahun kita bersama. Semoga kita kelak bertemu kembali, tak peduli bila harus di alam baka sekalipun. Sungguh aku sangat menantikan pertemuan itu kawan. Aku sayang kamu dulu, sekarang, dan nanti :)

salam dari sahabat mu


Ririn.

0 komentar:

Posting Komentar