Rabu, 14 Agustus 2013

Cerpen: Segienam

Arial berdiri tepat dibelakang Arumi. Menatap punggung Arumi yang sedang memalingkan wajah cantiknya. Arumi menangis? Rasanya memang sulit bagi Arial mendapati kenyataan bahwa sahabat jagoannya itu tengah menangis. Padahal sore itu sedang cerah-cerahnya, secerah senyuman Arumi yang terus terkenang manis diingatan Arial. Tapi tangisan Arumi kini membawa badai di hati Arial, bukan, bukan airmatanya, tapi suara sesenggukan tangisnya yg membungkan jantung Arial seketika saat itu juga.  

Terlalu banyak hal yang tidak Arial tahu tentang Arumi, meski label persahabatan telah direkatkan dalam rona kehidupan mereka berdua sejak lama. Arial tak pernah tahu Arumi menyukai hujan, Arial tak pernah tahu Arumi itu cengeng, Arial tak pernah tahu kegugupan Arumi saat bertatapan dengannya, bahkan Arial tak pernah tahu hati Arumi yang berkarang karenanya. Begitupun Arumi, tapi hanya satu yang Arumi tidak tahu tentang Arial, Arumi tidak tahu bahwa Arial tahu segalanya tentang dia. 

Arial: "Kamu sayang sama aku?"

Arumi: "Iyalah, aku sayang kali sama kamu. Kamu kan sahabat terrrrbaiknya aku"

Arial: "Tapi kamu juga cinta kan sama aku"

Arumi: (berbalik badan) "Apaan sih kamu, kamu kan tahu aku suka sama Akira"

Arial: "Tapi Ares bilangnya kok beda ya..."

Arumi: "Jadi Ares..." (berbalik badan dan menatap Arial kaget)

Arial: "Nggak kok, sebelum Ares bilang, aku sudah tahu semuanya"

Arumi: "...... kamu jangan sok tahu, yal" (kembali berbalik badan)

Arial: "Kamu yang gak pernah berani natap aku, kamu dan Ares yang sering ngajak aku jalan bertiga bareng kalian, kamu yang terlalu heboh dengan cerita Akira-mu itu, dan kamu yang 'ngotot' banget sama hubungan ku dengan Ananti, ... kurang apa lagi? Apa itu semua masih kurang nunjukin kalau kamu cinta sama aku?" 

Arial: "Sudah lama kita temenan mi, tapi sampai sekarang kamu gak pernah berani natap aku langsung. Lihat kan sekarang? kaya gini!." 

Hening sejenak. Arumi pun mulai menangis.

Arial: "Aku tahu mi, Ares yang sering ngajak kita jalan bertiga itu cuma usaha dia supaya kita bisa sering jalan bareng keluar, terus saat kamu bilang sama aku kalau kamu suka sama Akira, aku tahu kamu cuma ingin liat aku cemburu. Sampai akhirnya kamu ngotot bgt soal hubungan aku sama Ananti, kamu cuma ingin aku punya pacar supaya kamu bisa cepet move on.. iya kan, Mi?.... Arumi, benarkan? Ares pun juga sudah membenarkannya"

Arumi: "Lantas, kalau Ares sudah memberitahumu semuanya, apa pantas kamu membeberkannya lagi pada ku? Apa kamu sengaja mau bikin aku malu?"

Arial: "Aku tahu sendiri mi, sebelum Ares yang...." (dipotong pembicaraan oleh gertakan Arumi)

Arumi: "Sudah cukup!! Stop soal Ares. Stop.....  " (Tangis Arumi semakin pecah)

Suasana pun hening kembali.

Arial: "Ares sayang kamu, Mi"

Arumi: "Please, Yal. Sudah kubilang stop soal Ares."

Arial: "Aku juga tahu ini sejak lama, saat kamu mulai membagi hari-hari kita dengan dia. Saat Ares mulai terbiasa keluar masuk diantara sela kita, dan saat Ares mulai memberanikan diri mebuat pengakuan pada ku"

Arumi berbalik dan mulai memberanikan diri menatap tajam Arial

Arial: "Ares... Dia sudah tak sanggup menjadi peri cinta mu disaat dia menjadi harus iblis untuk cintanya sendiri. Kamu pernah tanyakan sama aku, kenapa akhir-akhir ini Ares berubah sinis dan terus menghindar. Itu lah mi jawabannya. Satu-satunya yang bisa dia lakukan untuk membantu mu adalah dengan segala pengakuan yang dia beberkan kepada ku. Dia mundur karena dikalahkan oleh cintanya sendiri, Mi."

Arial: "haha.. aku suka lucu kalau inget kamu sering ceritain Akira ke aku supaya aku jealous. Padahal aku jauh lebih cemburu ketika Ares lagi usaha nyomblangin kita. Ironis ya...."

Arumi: "Yal, jangan bilang kalau kamu... juga..."

Arial: "Ya, mungkin... mungkin dulu aku sempet punya perasaan lebih juga ke kamu. Tapi aku minder setelah ada Ares. Ya mungkin memang Ares yang terbaik buat kamu Mi.... Terimakasih ya Mi atas segala perasaan kamu untuk aku selama ini, terimaksih untuk segala waktu kamu buat aku, terimakasih mi... dan terimakasih juga akhirnya aku bisa mengatakan "terimakasih" ini ke kamu setelah sekian lama aku tahu perasaan terpendam kamu untuk aku. Tapi sekali lagi Mi, Ares lah yang terbaik buat kamu. Ares benar-benar menyayangi kamu. Susul dia, dan sambutlah perasaannya, aku yakin bangte kalian akan bahagia bila bersama..."

Arumi: "Tapi aku dan Akira.. Kita.... sudah jadian, Yal (lirih)"

Arial: "Jadi kamu......."

Arumi" Terlalu banyak hal yang perlu diluruskan tentang ke-sok-tahu-an kamu Yal..... Ya, aku memang memendam perasaan ke kamu, sampai akhirnya aku memutuskan untuk move on karena aku pikir perasaan ini salah. Hingga munculah sosok Akira dalam kehidupan ku. Dan aku memutuskan untuk berpaling kepada Akira, tapi Akira hanya sesosok orang asing yang muncul begitu saja tanpa ku kenal dekat. Hingga akhirnya, Akira hanya menjadi sebuah obsesi yang sering ku ceritakan padamu. Lalu Ares, Ares muncul diantara kita karena dia menyukai Ananti. Makanya dia berniat menyomblangi aku sama kamu, supaya Ananti tidak jatuh ke pelukan mu. Sampai akhirnya dia benar jatuh cinta padaku..... Aku tidak tahu lagi sampai sini."

Arumi: "Tapi yang pasti aku sudah terlalu lelah dengan lingkaran hitam diantara kalian. Akhirnya aku memutuskan untuk mundur sendiri, hingga bertemu dengan Akira yang bukan lagi sebagai orang asing. Aku sudah bisa berteman dengannya, semua ini berkat Aninda yang sering ku ceritakan padamu. Dan diam-diam kusadari bahwa aku memang mulai mempunyai perasaan mendalam pada Akira"

Arial: "Tapi, bukannya kamu bilang Aninda juga menyukai Akira?"

Arumi: "Disini mungkin aku bernasib sama seperti Ares, berawal dari sering mendengar curhatan teman, dan  menjadi peri cinta, malah aku yang terpanah sendiri. Semakin ku kenal Akira, semakin ku terjatuh pada pesonanya. Lagi pula, disinilah cinta halal untuk egois, disaat cinta belum punya siapa-siapa."

Arial: "Lantas Ares?"

Arumi: "Itulah bedanya kami dalam hal ini. Aku berani mengambil resiko mencari kebagahiaan yg lain, tapi Ares, dia terlalu bijaksana dengan memikirkan perasaan orang lain dan memilih untuk meninggalkan semua dengan kebahagiaan masing-masing...... Ares masih menempati tempat spesial di hati ku, kok Yal. Dia telah menjadi sebagian dari sosok kamu yang mulai mengganti sebagian sosok aku dengan Ananti. Buat aku, dia adalah separuhnya kamu Yal. Dia sama berartinya kaya kamu."

Arumi: "Ohiya, akan aku dengarkan saran mu yang tadi, aku akan susul Ares sekarang juga Dan kemudian aku akan bilang terimakasih untuk setiap waktu dan perasaannya yang telah dia berikan untuku. Sama seperti yang telah kamu lakukan kepada ku tadi hehe...... Termikasih Ya, telah memberikan ku kesempatan untuk mengucapkan "terimakasih" kepada Ares. Dan terimakasih juga untuk kamu, untuk hari ini, dan untuk segala hal yang "mungkin" kamu tahu tentang aku..

Hujan pun turun diantara mereka. Sore yang cerah kini bermuram. Seperti dua insan yang masih belum beranjak pada tempat yang sama.

Arumi: "Hujan yal, Sebaiknya kita akhiri hari ini... Kamu jangan sampai kehujanan, kamu gak kuat dingin kan"

Arumi beranjak pergi

Arial: "Kenapa kamu cepat pergi, tidak kah mau menikmati hujan ini dulu. Bukannya kamu suka hujan. Kamu kan seperti halilintar ditengah badai. Kamu memang terlihat kuat, tapi tetap saja basah. Karena kamu cengeng. Kamu suka hujan karena kamu bisa mengeluarkan segala emosi yang kamu lalui bersama airmata yang jatuh dengan hujan. Iya kan. Semoga itu satu-satunya yang aku tahu tentang kamu yang benar :)"

Arumi: (tersenyum) "Ya memang benar..... Entah mengapa, tiap kali hujan aku selalu ingat dengan Arial. Mungkin karena dulu aku terlalu mencintai Arial. Aku mencintai kamu seperti air yang mencintai hujan. Basah.... Karena aku cuma berani mencintai kamu di dalam air mata yang selalu aku jatuhkan bersama air hujan. Itulah ketegaran aku sebenarnya yang runtuh tiap kali hujan. Ya seperti yang kamu katakan, Aku adalah halilintar di tengah badai. Kuat, tapi tetap saja basah (cengeng). Terimaskih Arial. Kamu adalah sahabat terbaiknya aku. Kamu mengerti benar tentang aku." 

Arumi: "Semoga kamu bahagia ya dengan Ananti, dia kan kecerahan hati yang selalu kamu nantikan selama ini...."

Arial: "Arumi terimaskih banyak untuk semuanya, termasuk untuk kebesaran hati mu menyadarkan ku tentang kehadiran Ananti. Salam untuk Ares, dan sampaikan terimakasih ku juga untuk kebesaran hati Ares yang telah menahan rasanya untuk tidak merebut dirimu mapun Ananti dari genggaman ku. Serta sampaikan ucapan maafku kepadanya karena telah gagal menjadi peri cinta untuk menyatukan dia dengan kamu hehe.. Aku sayang padanya, aku sayang kalian berdua. Kalian adalah sahabat terbaik ku."

Arumi hanya menyambutnya dengan senyum hangat, dan kembali berbalik berjalan menjauh dan melambaikan tangan. Arial masih menatap sahabatnya itu dibawah hujan. Merasakan sakitnya dijatuhi ribuan tetesan hujan tetapi akhirnya dia tahu mengapa hujan begitu melegakan. Dia bisa menangis bersama hujan. Kali ini Arial yang menangisi Arumi dibawah hujan. Ada satu kejujuran yang tak pernah terungkap, dan kini mengalir bersama derasnya hujan sore itu. Arumi lah sebenernya kecerahan yang dinantikan Arial selama ini. Tapi Arial sadar, hujan dan kecerahan itu tidak bisa menyatu, kecuali hujan yang biasa orang bilang dengan hujan orang mati. ya mungkin, kematian lah yang baru bisa menyatukan kisah cinta Arial dan Arumi.

Apakah kisah mereka akan tetap seperti ini selamanya? 

0 komentar:

Posting Komentar