Kamis, 27 September 2012

Tentang Kita


Aku begitu merindukan malam, dimana kau akan hadir dalam sebuah layar kecil yang tertulis jelas nama mu disana. Setiap malam kau ajak ku berbasa-basi tapi bagi ku itu sama sekali tidak basi. Kau mulai memberikan rembulan sendiri untuk malam ku. Ya kau sukses membawaku lebih jauh, dan lebih jatuh kedalam pesonamu. 

Dahulu kau tampak nyata. Aku tak hanya sekedar jatuh cinta pada sebuah nama. Kau rangkul aku pada sebuah kesempatan, dan kau bahkan selalu mengambil kesempatan untuk menggenggam tanganku. Ah, aku masih ingat jelas pertama kalinya aku meleleh karena sebuah sentuhan. Kita juga tak hanya bicara ketika malam datang. Kau hibur aku ketika ku bersedih, kau menghampiri dan menanyakan kesalahanmu ketika ku marah, kau yang menemaniku ketika ku sendiri, dan kau yang selalu menanyakan keberadaan ku. 

Sebuah hubungan yang sebenarnya bernama 'Persahabatan' itu membuat ku agak kecewa. Karena ku pikir setelah apa yang kita jalani lebih dari sekedar itu. Mungkin memang aku yang terlalu berbesar kepala. Tapi entah sejak kapan kau mulai benar-benar berubah menjadi sesosok maklhuk yang tak lagi kukenal. Bahkan aku sempat lama melupakanmu setelah apa yang kau perbuat padaku.

Sempat aku terbakar api cemburu. Menangisi kamu yang sedang bercumbu dengan wanita yg sama sekali tak ku tahu. Tak ingatkah kau sedikit pun pada ku saat itu. Apalagi kau tak pernah mengabariku. Entah salah apa aku pada mu. Malam ku kian pekat, dan basah... Pesona mu tak lagi membawakan rembulan untuk ku. Namamu tak pernah lagi muncul di layar kecil ku. Dan kamu benar-benar menjadi basi buat ku. 

Tapi kini setelah aku mulai berhasil menapaki langit sendiri, kau hadir kembali. Dengan cara yang berbeda yang sebenarnya tak lebih indah dari kisah kita yang dulu. Pertama kau mulai isi malam ku dengan basa-basi mu itu lagi. Tapi memang tak sesering dulu. Tetap saja kau sukses merombak pertahanannku. Kau ciptakan rasa rindu yang berkecambu di hati ku. Perlahan tapi pasti, kau masuk dalam setiap angan dan impian ku lagi. Mungkin terkesan indah, kisah laluku kembali. Tapi sekali lagi ku katakan, ini tak seindah dulu.

Saat ini aku hanya sedang merasa bercumbu dengan sebuah bayang semu. Bercengkerama dengan sebuah nama tak berwujud. Bercengkerama lewat kata demi kata, namun tak berucap. Itupun hanya ketika sang mentari benar-benar terlelap. Karena ketika mentari bertandang dilangit, dan kau mulai berwujud, kemudian kita berjumpa, kau akan menjadi orang yang berbeda. Namamu masih sama, tapi sikap mu yang berubah.

Kau akan acuhkan aku, seolah aku bukan siapa-siapa mu. Jangankan kau sentuh aku seperti dulu, untuk sekedar berdiri dekat saja nampaknya kau malu. Ada apa dengan mu, dan apa salah ku. Mengapan dengan yang lain kau begitu menyenangkan, tapi dengan ku kau begitu asing. Dan yang paling ku heran, disaat tak ada siapa pun dan ketika malam kembali datang kau menjelma lagi menjadi sesosok nama yg kucinta. Kau tak pernah tahu kan, ini lebih dari sakit yang pernah kurasa dulu. 

Masih ingat jelas, pernyataanmu yang menganggapku sahabat. Dulu ku anggap kita memang lebih dari sekedar itu. Tapi kini, sama sekali tak kudapati sikap seorang sahabat dari mu. Bahkan sampai saat ini aku masih keliru, manakah dirimu yang sejati. Meski keduanya sama-sama menyakiti. 

Kau datang disaatku bimbang, dan kau pergi disaat ku tersakiti. Sebenarnya apa yg kau pikirkan. Sikap mu yang dulu saja belum kutemukan jawaban dan maksudnya. Lantas mengapa kau sekarang kembali memberi pertanyaan besar dalam hidup ku. "Mengapa kau dulu begitu perhatian padaku ?", "Mengapa kau berani menyentuhku ?", "Mengapa kau selalu hadir disetiap malam ku ?", "Mengapa kau selalu ingin di dekat ku ?" Pertanyaan itu saja sampai saat ini belum terjawab. Kini kembali ku harus bertanya, "Mengapa kau hadir kembali?", "Mengapa kau dekati ku lagi?", "Mengapa kini kau berubah?", "Mengapa kau memebedakan aku dengan yg lain?", dan "Apa maksudmu dengan perlakuan mu  dan kata-kata manis mu selama dua tahun ini?"

Aku rindu kamu yg dulu yg berwujud dan bisa ku sentuh dan ku genggam. Tapi aku juga agak suka kamu yang sekarang, yang lebih bisa untuk serius. Tapi kamu yg dulu dan kamu yang sekarang sama. Sama-sama terlalu misterius. Aku tak pernah benar-benar tau apa yng sedang kau pikirkan dan lakukan. Yang pasti saat ini, kau akan hadir ketika kau ingin hadir. Tak ada lagi rembulan yang kau bawa. Karena kehadiranmu pun tak selalu lagi kurindukan. Aku justru berada pada keraguan dan ketakutan...

Ketika kau nanti tahu semua ini, berhentilah bermain-main dengan perasaan seorang gadis. Kau tidak akan pernah tau pentingnya arti sebuah impian dan harapan. Dan ketika kau berhasil menghancurkannya, seharusnya kau tahu kapan kau pergi dan tidak pernah kembali lagi. Semua cerita tentang kita, biar ku kenang indah dalam sebuah tulisan. Kita tak pernah tahu nanti, mungkin saja kita berjodoh. Dan kau bisa baca dan selami tiap kata agar kau tahu bagaimana caranya membuat ku jatuh cinta pada mu, dan bagaimana saat itu kau menyakiti aku. Hingga kau berjanji tidak akan melakukannya lagi. Aku berdoa untuk mu, dan untuk kita :)


Salam ku, Sahabatmu

0 komentar:

Posting Komentar