Rabu, 12 Desember 2012

Perpisahan

*dedikasi untuk sobat yang sedang patah hati*

Mungkin kita semua pernah begini..

Menemukan sesosok jawaban pada diri seseorang
Menjadikannya sebagai salah satu tujuan doa
Menganggapnya sebuah akhir dari pencarian
Hingga mencoba mempertahankannya dalam berbagai keadaan..
Keadaan.. Kita lupa, kita lemah dengan ini..

Hingga keadaan memaksa kita memilih..
Memilih yang kita inginkan atau yang kita butuhkan..
Mungkin terus memiliki apa yang paling kita sayangi adalah keinginan semua orang.,
Tapi terkadang melepaskannya adalah hal yang paling kita butuhkan..
Apalagi jika yang kita sayangi memang menginginkan kebebasan..
Mungkin saat itu kehilangan memang benar-benar yang kita butuhkan..
Dibutuhkan untuk menunjukan kebijakan dan kebesaran hati seorang manusia..
Melepaskannya bukan berarti keikhlasan, tapi keharusan..
Bukannya rela untuk melepasnya, hanya mungkin akan terlalu lelah mepertahankannya..

Sedih? Menyesal?  Menangis? 
Apa yang perlu ditangisi ?
Kita tidak gagal. tidak pernah gagal..
Perpisahaan tidak selamanya berarti kegagalan..
Berusaha untuk mempertahankannya adalah perjuangan
Dan merelakannya bahagia di jalannya sendiri adalah keberhasilan.
Meski doa dan impian yang sering teucap tidak berakhir sesuai harapan

Tak ada yang perlu disesali bila perpisahan itu benar-benar terjadi.
Yang perlu kamu mengerti hanya terkadang rencana tak pernah benar-benar berjalan..

Yang ingin pergi, biarkan saja pergi. 
Semua adil selama kita masih sama-sama mencari 
Mencari kembali kebahagiaan kita sendiri.

Teruslah mencari, ini bukan akhir, ini adalah awal
Awal untuk menata kualitas hidup yang baru dan lebih baik.
Awal untuk menikmati pencarianmu lagi
Dan semua itu adalah awal dari kesabaran..
Tenang saja, Kesabaran tidak pernah berakhir sia-sia. Itu yang Allah janjikan.

Semua orang tentu menginginkan pasangan terbaik.
Tapi kita tidak pernah benar-benar tahu yang baik bila kita tidak pernah salah.
Dan beginilah konsekuensi kehidupan..
Setidaknya kamu pernah dicintai dan mencintai..
SEMANGAAAAAAAT :))

Kamis, 06 Desember 2012

Sadarkah Mereka ?


aku baru saja tersadar..
tapi entahlah mereka sadar juga atau tidak..
yg pasti prasaan ku sangat tidak karuan ketika ku tersadar akan hal ini..

beberapa bulan ini kami terlarut dalam kesenangan lulus sekolah..
sibuk akan bermacam2 tes masuk PTN.
serta kalang kabut menentukan masa depan..

tapi sungguhkah mereka sadar..
bahwa hal itu lah yg dapat mengnhentikan kebersamaan kami kelak..
hal-hal itu membawa kami pada kedewasaan nantinya..
dan membuang waktu cukup banyak bagi kami untuk bersama kembali tentunya..

ketika kami dinyatakan LULUS..
kami sungguh senang tak terkira..
bahagia rasanya karena kami dapat terbebas dari aturan2 yg mengekang, pelajaran2 yg membosankan, pagi hari yg menyebalkan, guru2 yg bawel serta kadang menjengkelkan, dan tentu sekolah yg selalu mengeruk uang orang tua kami.

Itu hanyalah beberapa penderitaan kami,
tp apakah mereka sadar..
dari sebuah sekolah yg kami anggap sangat menderitakan itulah kami dapat bertemu..

setelah lulus, kami pun sibuk menentukan masa depan..
memilihi universitas yang bergengsi dengan jurusan yg kami inginkan agar mempunyai prospek ke depan, dan mati2an pula kami berusaha untuk mendapatkannya..

tp sadarkah mereka..
usaha itu telah mengurangi saat-saat terakhir kami bersama..

kami fokus selalu kedepan, dan saling mendoakan dan mendukung satu sama lain agar sukses kelak dan diterima di universitas yg kami inginkan,

tapi sadarkah mereka..
saat itu sama saja kami saling mengucapkan 'selamat berpisah' secara tidak langsung yang tanpa kami harus sadari..

sejak beberapa bulan lalu, pikiran kami hanya kedepan
kami berpikir kapan kami kuliah, bagaimana kuliah nanti, apakah kami kan sukses..

tp sadarkah mereka..
bahwa kami akan meninggalkan masa SMA..
masa2 kami mulai beranjak dewasa, dan mengerti tentang arti cinta yg lebih dalam, yaitu cinta terhadap sesama manusia..
seharusnya kami jg harus berpikir flasback..
kapan pertama kali kami bertemu, bagaimana kami akhirnya bisa menjadi teman, hal-hal apa saja yg telah kami lewati selama 3 tahun ini..

aku baru tersadar itu..
perasaan ku sangat tidak karuan..
disatu sisi aku senang dapat lulus dari sekolah yg menurutku sangat menjengkelkan..
tapi di sisi lain yg baru saja aku sadari..
aku sangat sedihh..
karena kelulusan itu telah membawa kami pada gerbang perpisahan..
tidak dapat d ungkiri..
kami akan berpisah, bukan lagi pisah sekolah, tapi pisah kampus bahkan pisah profesi..
bukan lagi sekedar beda kelurahan atau kecamatan, melainkan bisa jadi kami beda kotamadya, provinsi, bhkan beda pulau..

selama ini kami terlalu sibuk melihat kedepan hingga kami lupa untuk melihat kebelakang..
didepan memang ada banyak hal yg menanti..
tp d belakang jg sudah lebih banyak hal yg kita lewati bersama..

dan terakhir adalah momentun wisuda..
itu adalah acara yg sangat kami nanti2..
kami mepersiapkannya sedetail mungkin, dan tak ingin kurang sedikit pun..
kami sudah berniat ingin bersenang2 disana..
tp sadarkah mereka..
bahwa itulah puncak nya..
puncak perayaan perpisahan kami..
mungkin memang aku yg terlalu bodoh, tapi inilah pendapatku "apakah pantas sebuah perpisahan yg tentunya akan memnuat kami tak bersama lagi, patut untuk disambut semeriah itu. itu adalah hal yg dapat membuat kami jrang bersama bhkan tak berjumpa lagi, tapi kami sungguh menanti2kannya dengan semangat."

kami memang sudah beranjak dewasa..
sudah seharusnya paham dengan hal ini..

tp dr semua itu, inilah yg ku anggap paling naif,
kami saling mendoakan agar d terima di PTN yg letaknya memang sangat berjauhan, padahal itu sama saja kami mengucapkan salam perpisahan..
dan sadarkah mereka, bahwa kami sadar akan keadaan lokasi yg berjauhan antara PTN, tp kami tdk sadar bahwa perpisahan yg sesungguhny terucap ketika kami saling mendukung..

maaf jika akiu berlebihan, aku hanya mengungkapan perasaan ku yg sedang tidak karuan ini..

Ini tulisan terakhir tentang masa-masa SMA. Bahkan yang ng-Like dan comment sangaaat banyak sekali. Ah jadi syediiiiih :')

KITA


Aku menyadari..
Tak kan ada cukup waktu untuk ku terus merenung..

sambil tetap menatap hampa layar monitor,
pikiran ku melayang ke masa-masa dimana kita masih bersama menyambut mentari..

setiap pagi,
kita pecahkan keheningan bumi dengan hiruk pikuk di sebuah gedung berlantai tiga..
tak peduli teguran orang dewasa,
kita tetap tertawa bersama orang-orang yang kita sayang..

melewati masa jenuh namun berarti selama berjam-jam,
namun itu tak membuat kita gentar untuk tetap kembali kesana setiap harinya..
dan lucunya kita selalu melakukan hal yang sama,
berdoa agar sore cepat datang..
suara bising -yg padahal sangat menganggu- terasa begitu indah dan selalu kita nantikan..
apalagi buat si pemalas, suara itu akan mebangunkannya dari tidur dan dengan cepat ia akan kembali segar..
karena itu tandanya,
-Sore- saatnya kita kembali ke rumah..
atau menghabiskan petang, melihat berputarnya waktu bersama sambil menjalankan aktivitas eksul.

Setiap event apapun yang akan di laksanakan di gedung itu,
pasti selalu ramai dan menjadi topik pembicaraan di setiap sudut ruangan..
dan kita, tak akan pernah mau ketinggalan untuk hal itu..
tapi tak dapat d pungkiri,
banyak juga dari kita yang acuh dan tak begitu respect..

dan betapa bangganya kita, ketika menjadi seorang senior..
kita memposisikan diri kita jauh d atas langit..
apalagi dengan kebanggan kita yg takkan pernah runtuh setelah membandingkan diri dengan para junior..
yah, pada akhirnya kita sama saja seperti mereka..

bunga-bunga asmara yang terus merekah..
membuat pagi kita selalu merona..
memadu kasih dengan si dia, membuat dada jd berdebar..
seakan kita datang k tempat itu, hanya untuk menjumpai dia..
dan melupakan tujuan utama..

yah selamat bagi yang beruntung menjalin cinta..
tapi bagi mereka yang memuja..
-jangan salah- mereka pun tak mau kalah..
meski hanya dapat memandang si dia dari jauh, tapi pagi kita tak kalah merona dengan pasangan-pasangan itu..
setiap terlintas dirinya, kita hanya dapat histeris sendiri dalam hati,
namun itu menambah semangat untuk tetap terus k tempat itu dan melakukan hal yg sama..
dan kita takkan pernah bosan..
hingga terkadang kita bermimpi, "kapankah kami dapat melakukan hal yg sama seperti mereka (menunjuk mereka yg sedang kasmaran)"..
padahal kita tak pernah tahu, mungkin kita bisa melakukan hal itu lebih romantis dari mereka..
karena tentu dari pengalaman mereka lah kita dapat belajar..

yahh..
masa remaja yang indah..
hal itu takan terjadi dua kali..
ketika terlewat, kita hanya dapat tersenyum ..
mengenangnya dengan perasaan sakit..
karena tersadar hal itu takkan kembali..

Tapi harus kita syukuri..
masa-masa itu pernah kita alami..
masa2 dimana kita merasakan bermacam hal sambil mempelajari satu-persatu hal itu..
masa2 dimana kita masih merasa seperti anak2..
masa2 dimana kita masih berpikir egois dan tak peduli dengan segalanya..
masa2 dimana kreatifitas yg biicrara..
masa2 dimana gejolak muda sedang menggebu..
dan masa2 itu kelak, akan terukir manis d setiap pikiran2 kita..
dan kelak juga akan kita ceritakan keindahannya terhadap anak-cucu kita..

kini kita telah beranjak dewasa bersama..
mempunyai cita dan asa yg berbeda-beda..
kita telah bisa sedikit demi sedikit berpikir realistis tentang masa depan..
jalan kita mungkin akan terpisah..
kita terlepas keluar dari gedung itu..
kini kita sudah berada d dubia orang dewasa..

tapi ingat,
jika suatu saat
kita merasa terasingi..
kita terkhianati..
kita tak lagi d pedulikan..
-yah itulah kejamnya dunia orang dewasa-
jangan penah mnyerah, karena kita akan selalu berjuang bersama meski berbeda ruang dan waktu..

dalam setiap doa,
kita saling mendukung dan menjaga


dan akhirnya,
aku kembali dari lamunan ku..
tak terasa sudah sekian kata yg ku tuliskan disini :)



Ini tulisan di Notes FB yang gw tulis menjelang lulus SMA.  Waktu itu banyak yang nge-like dan bahkan samapai terharu hehe . Kalo baca ini lagi tuh jadi pengen balik lagi ke masa Putih Abu-Abu :')

Dulu

Semakin dewasa kenapa tingkat imajinasi gw semakin rendah yaaaa ?
apa karena kebanyakan konsumsi bokep ? ahahaha
Abisnya tuh beda bgt gw yg dulu sama yg sekarang.
Dulu gw gak bisa liat buku kosong, pasti deh langsung full isi gambar, puisi, cerpen, bahkan lagu ciptaan sendiri.. *entah kemana buku-buku penuh kenangan itu :(*
Bahkan pertama kali punya komputer, isinya cerpen semuaaaaaah.
Notes facebook gw pun isinya coretan tangan gw semua, mulai dari puisi sampai curhatan berbahasa tinggi deh pokoknya.
Sekarang bikin cerpen aja setengah-setengah.
Nulis blog aja standar bgt, blog gw sm notes facebook gw jg kerenan notes gw kemana-mana.
Dulu dalam seminggu bisa bikin sampai 5 notes saking senengnya nulis.
Sebenernya sih kalo dipikir-pikir lagi bukan imajinasi gw yg berkurang, tapi gw nya yg makin males.
AAAAAAh kangen gw yg dulu.
Ada suatu kebanggaan ketika gw liat hasil karya gw lagi :))

Sebagai bonus, gw bakal masukin tulisan-tulisan lama gw di notes ke blog yaaaah. hehehe

Selasa, 04 Desember 2012

Sahabat Jadi Cinta


Kuhantarkan bak di pelataranHati yang temaramMatamu juga mata matakuAda hasrat yang mungkin terlarang
*Satu kata yang sulit terucapHingga batinku tersiksaTuhan tolong aku jelaskanlahPerasaanku berubah jadi cinta
Reff 1:Tak bisa hatiku merapikan cintaKarena cinta tersirat bukan tersuratMeski bibirku terus berkata tidakMataku terus pancarkan sinarnya
Kudapati diri makin tersesatSaat kita bersamaDesah nafas yang tak bisa teruskanPersahabatan berubah jadi cinta
Back To *Back to Reff
Reff 2:Apa yang kita kini tengah rasakanMengapa tak kita coba persatukanMungkin cobaan untuk persahabatanAtau mungkin sebuah takdir Tuhan



Persis bgt !! 

adik

Gw ingin punya adik lagi. adik yang lain, bukan yg sekarang. adik yg lebih bisa menghargai dan menghormati kakaknya. 

pada penasaran gak sih sama adik gw yg sekarang kaya gimana ? yah kaya gitu deh. kaya orang lain.
gak pernah manggil gw kakak, gak pernah memperlakukan gw sbg kakaknya, gak pernah berkorban buat gw.

tgl 8 desember nanti ualng tahun dia yg ke 18. dan gw gada persiapan kado apapun. gw sengaja lakuin itu. bukan karena gak punya duit. tapi karena gw capek berkorban mulu. toh gw gak ngasih kado pun gak masalah. materi dia sudah cukup.

gw mau curhat loh ya, bukan buka aib. gw cuma mau ngeluarin unek-unek gw aja. sebenrnya ini sudah gw rasain lama cuma selalu gw simpen sendiri. tapi ibrat air yang ditampung akhirnya membludak.

dulu adik gw udah kaya temen gw sendiri. kita cuma beda dua tahun. temen kita di rumah pun sama. kita sering main bareng, bahkan ngaji dan les bahasa inggris pun bareng. dulu dia mudah diatur dan bersahabat. dia sering gw paksa main ibu-ibuan atau guru-guruan hehe. dia juga sering ikut kemana aja gw pergi. 

pada jamannya warnet baru muncul, kita sering ke warnet berdua. dulu warnet jauh-jauh, jadi kita naik motor, gw yang sering bawa motornya. kita ke warnet cuma bisa buka google doang, hunting gambar smack down. terus kita sering jalan berdua ke Mall, lebih tepatnya ke gramedia. abis itu pasti photobox. Bahkan dia gak malu buat nyamperin gw yg lagi jalan di mall sama temen2 gw yg cewek. dan akhirnya kita malah nonton bareng2 di 21, dia juga ikut patungan nambahin beli tiket bioskop buat temen gw yg kurang mampu :)

apalagi ya kenanganya ? yah sebenernya banyak. banyak bgt. dulu waktu jamannya SD gw sayang bgt sama dia. meski sering berantem tapi kita gak pernah diem-dieman. malah dulu kalo gw udah marah dia pasti langsung takut. Bukan cuma dia, temen2 gw di rumah jg takut sama gw, makanya dulu gw yang selalu ngelindungi dia dari ulah temen-temen gw yg jail. di pengajian pun kita dikenal adik kakak yang ideal. sama-sama disayang guru ngaji dan ngajinya dulu paling bagus hehe. kita selalu berangkat ngaji bareng dan pulang bareng. 

Dulu dia sering nganterin atau jemput gw di rumah temen. nganterin ke toko buku jg sering, apalagi ke warnet. bahkan dia pernah tengah malem ke warnet buat ngeprintin tugas gw. tanpa imbalan loh waktu itu. pokoknya dulu kita akrab bgt. 

Sampai akhirnya kita udah pada gede, dan dia mulai jauh berubah. gak pernah lagi manggil gw kakak, gak pernah ngehargain gw, bahkan nganggep gw pun nggak. 

kalau gw minta bantuannya buat jemput atau nganterin atau bantuan apapun itu pasti harus diupahin. bahkan udah diimingi upah pun dia tetep gak mau. kalo ada acara di keluarga besar gw, dia malah naik motor sama sepupu gw atau bahkan lebih milih sendiri dibanding boncengan sama gw. selalu kasar sm gw. bahkan disaat jalan-jalan sama keluarga kecil gw, kita udah kaya org lain. contohnya pas ke taman safari family gathering dari kantor ayah. dia milih duduk sendiri trs diem aja. pas disana gw ajak main arena pun dia gak mau, tetep diam aja. pas di restoran pun gw becanda sama ayah ibu dia jg diem. bahkan pas makan malam gw asik poto2 sm ibu dia jg tetep diem. malah dia lebih milih ninggalin gw -___- 

terus waktu itu gw minta anterin beli kue buat ibu, beli handphone, dan masih banyak lagi, dia gak mau. tapi dia mau tuh nganteri meylani beli kue buat adeknya -.- gw juga nitip dibeliin makanan karena di rumah lagi ada temen gw nginep dia gak mau, tapi dia mau tuh mampir ke PIK buat beliin meylani kacamata hitam untuk ospek. 

yah pokoknya gitu deh, udah terlalu males buat ngingetnya lagi. masih banyak hal sebenernya. tapi yaudahlah lupain aja.

Rabu, 24 Oktober 2012

Proud to be Indonesian


"apa kalian mau untuk kembali tinggal di korea"
"mau, tapi kami cinta Indonesia. kalau kalian sudah datang 3 kali ke Indonesia, pasti kalian akan menangis"
"kenapa menangis?"
"karena kalian tidak ingin pergi meninggalkan Indonesia. Kalian akan menangis karena kalian mulai mencintai Indonesia dan tidak mau pergi darisana."

-sekelompok anak-anak korea yang tinggal di Indonesia- 

Bangga banget menjadi INDONESIA :))


Minggu, 21 Oktober 2012

Berserah cinta


Dimanakah kekasih yang selama ini ku rindukan
Yang mencintaiku setulus air kepada hujan.
Hingga saat ini aku masih terseok-seok menelusuri kehidupan
Kemanakah kamu sayang, belum juga ku temukan.

Sejatinya dirimu sudah berdiri di hadapan
Membuat ku terdiam terbawa perasaan
Tak dapat kunikmati karena kamu hanya manis sekejapan.
Kamu manis di belakang dan pahit di depan.

Untuk kamu yang selalu berbeda antara kisah dan kenyataan
Mengapa selalu datang ketika aku mencoba untuk lupakan
Selalu sukses mebuatku kembali untuk bertahan
Hingga aku seakan tak mungkin lagi untuk tinggalkan

Mengapa nasib senang sekali mempermainkan
Segera mengubah bahagia dengan berbagai kebingungan
Kemanakah kau senyuman ?
lantas hilang tak nampak tertelan kegelisahan

Hai sang malam, coba dengarkan..
Aku seorang hamba Tuhan yang kesepian
Lantas kemana lagi harus ku enyahkan segala kesunyian
Sedang segala pekat dan penat tak dapat lagi ku sembunyikan..

Dan teruntuk Tuhan..
Sering-seringlah kirimi aku kekuatan
Aku masih ingin terus bertahan dalam berbagai keadaan
Meski cinta hanya berujung pada kekecewaan

Dan maaf Tuhan..
Dulu sempat ku pikir ini sebuah hukuman
Tapi ku rasa ini hanya secuil ujian kasih sayang yang Kau berikan
Mungkin saja itu karena aku adalah orang pilihan

Tak ada yg sia-sia begitupun dengan kesabaran.
Itu lah yang Kau janjikan.
Masih sampai saat ini kutunggu akan kah kau jodohkan ku pada kekasih yg ku impikan?
Meski nanti berbeda, tetap ku terima segala rencana indah yang kau telah tetapkan..

Selasa, 09 Oktober 2012

The real of "Kembaran" Story

Kembar
 Gw terlahir sebagai anak kembar, dengan seorang kakak kembar bernama Siti Fajarria. Well, semua orang memanggil kami, Ria, dan Ririn. Dari kecil gw seorang anak yg nakal dan pemberontak, jadi gak aneh kalo semua lebih sayang kakak kembar gw, termasuk kakek dan nenek. Ria hidup lebih menyenangkan ketika semua orang memanjakannya. Sedangkan gw dari kecil sudah terbiasa hidup liar. Liar disini lebih dimaksudkan kepada susah diatur dan sering main di luar. Dulu gw ga pernah peduli bagaimana Ria diperlakukan istimewa seperti itu. Gw benar-benar menikmati masa kecil yang penuh dengan aksi  dan kreasi tanpa iri hati.

Tapi sebagai anak kembar, kami sering sekali bertengkar. Jarang sekali moment yang menunjukan keharmonisan kami. Meskipun suatu saat kami terlihat akur, pasti segera akan diakhiri pertengkaran. Meski Ria terlihat seperti anak manis di mata semua orang, tapi bagi gw dia adalah seorang yg kejam dan galak. Gak jarang gw dibuat dia terluka. Dan masih teringat jelas gimana dia seolah-olah malu terlahir kembar bersama gw. Dia sering sekali menghindari kesempatan untuk bersama gw. Seperti misalnya di sekolah ketika kelas 2 SD. Waktu itu lg olah raga, dia jatuh dan terluka. Bu guru menyuruhnya untuk duduk di tepi lapangan. Gak berapa lama, gw pun ikutan jatuh. Bukannya ditolong, tp teman-teman justru mengejek, bahkan bu guru juga ikutan mengejek sebelum akhirnya dia menyuruh gw juga untuk duduk di tepi lapangan. Akhirnya gw duduk di tepi lapangan tetapi mengambil jarak yg agak jauh dr Ria. entah mungkin karena malu mendengar ejekan teman-teman kepada gw, atau kesal secara pribadi sama gw, dia pergi ninggalin gw. Dia memilih masuk kelas sendiri. Maklum sampai kelas 2 SD, kita berdua belum mempunyai teman.

Waktu kecil kita juga mempunyai sahabat dekat. Namanya Meylani. Tapi gw ga pernah suka kalau Meylani ada di rumah. Apalagi melihat Ria begitu sayang terhadapnya melebihi sayangnya dia ke Bastian, adik bontot kita yg padahal umurnya juga sama seperti Meylani. Oleh karena itu, gw selalu melakukan kekasaran pada Meylani. Gw sering bgt buat dia nangis, bukan hanya ketika di rumah gw, tp juga jika ketemu di jalan. Sampai gw dikejar sama ibunya gara-gara sering nakalin anaknya. Malah Ria juga akan ikut bully gw setelah tahu gw buat Meylani menangis. Setelah gw pikir-pikir, Meylani lah teman terbaik Ria satu-satunya. Mereka sering menghabiskan waktu bersama dengan bermain di dalama rumah. Sedangkan gw jarang bermain bersama mereka, dan memilih bermain di luar dengan teman-teman yg lain, karena memang teman gw sangat banyak saat itu.

Didalam kehidupan keluarga pun juga begitu, Ria lebih penurut dibanding gw. Bila guru mengaji datang, pasti dia sudah siap. Berbeda dengan gw yg malah pura-pura sakit atau sengaja tertidur. Begitu juga dengan berangkat sekolah. Ria lebih gampang dibangunkan, ketimbang gw yg punya banyak syarat untuk akhirnya mau pergi ke sekolah. Gak heran kalau ayah dan ibu lebih care ke Ria. Ditambaha lagi Ria lebih lemah dan gampang kena penyakit daripada gw. Adik bontot gw, Bastian juga kelihatan lebih sayang sama Ria. Meski Ria jahat sama gw, tp dia ga pernah galak sama Bastian. Pembantu gw pun begitu, lebih sayang dan memanjakan Ria yg penurut, ketimbang gw yg pemberontak. Apalagi kakek dan nenek gw, sampai-sampai Ria sering sekali diajak menginap di rumah mereka, bahkan  diajak ke Banten. Padahal saat itu gw juga belum pernah ke Banten. Tp Ria sudah berkali-kali kesana.

Dibalik sikap gw yg liar dan susah diatur, tp Gw jauh lebih supel, aktif dan banyak temen ketimbang Ria. Waktu kecil gw sering banget memenangkan perlombaan baik itu acara agustusan di rumah, maupun perlombaan di TK. Bahkan gw pernah memenangkan lomba nari antar TK sejabodetabek di Ancol. Sedangkan Ria malah lebih pasif. Dia hanya ikut lomba paduan suara. dia juga ga pernah menang lomba apa-apa. Lebih sering jadi penonton ketimbang ikut bermain bersama gw dan teman-teman sebaya baik di rumah maupun di TK. Sekalinya dia mencoba ikut bermain, dia malah terluka. sejak itu dia gak boleh lg main di luar. Teman-teman sebaya kita pun juga banyak yg acuh sama Ria, ya intinya jika diluar gw lah yang jauh lebih unggul dibanding Ria.

Tapi meski begitu kita berdua tetep kompak. Kompak sayang sama ayah dan gangguin ayah tidur hehe. Kalau ayah tidur pasti deh kita berdua gelendotin ayah. gw di tangan kanan, dan Ria ditangan kiri. Sampe-sampe besok paginya ayah ngeluh karena tangannya sakit hehe. Kesenangan kita juga sama, yaitu gambar. Apalagi dulu ayah sering bgt beliin kita buku gambar dan pensil warna. Bahkan sampai sekarang gw jago loh gambar, otodidak pula hehe. Dulu tuh kita berdua lebih sayang ayah ketimbang ibu. Ibu sering bgt marahin kita soalnya, meskipun ayah kalau sekalinya marah galak bgt sih. Tapi kenyataanya emang gitu, kita berdua anak ayah, dan bastian anak ibu. Karena bastian paling bontot, dia yg lebih diperhatikan ibu. Nggak tau kenapa deh ayah lebih deket ke kita daripada bastian. Kalau gw pikir-pikir waktu itu mencolok bgt loh. Kaya misalnya pas ayah mau ngajakin gw dan Ria ke toko buku buat beli buku gambar dan buku cerita baru, ayah sepulang kantor langsung menghampiri kita di rumah nenek ketimbang nunggu kita di rumah. Katanya biar bastian gak liat dan minta ikut. Jadilah kita pergi bertiga aja hehe.

 Kekompakan lainnya, yah kalo Ria sakit gw pasti cepat atau lambat juga sakit, begitupun sebaliknya. Terus juga kalau Ria nginep, pasti gw di rumah nangis. Dulu sih gak tau kenapa bisa nangis, cuma pernah denger pas ibu lagi telpon-telponan sama nenek gw yg lagi liburan di Banten ngajak Ria, ibu gw bilang katanya gw nangis karena kangen sama Ria. Nenek gw ternyata juga bilang yg sama, tiap malem Ria tidur sambil ngigo nama gw. Yah dulu sih gw anggep nyokap sotoy. Toh waktu itu aja gw gatau kenapa gw nangis, tapi pas gw pikir-pikir sekarang, iya juga sih karena kangen. Cuma dulu gw masih gak ngerti aja sama perasaan itu namanya apa. Yah pokoknya gitu deh, meski kita sangat berbeda sifat dan sikap, tapi kita juga bisa kompak. Bahkan hobby dan bakat kita juga sama. Kesayangan kita saat itu sama. Yaitu ayah. Ohiya hampir lupa cerita, dulu pas TK kita juga sering suka sama orang dari keluarga yg sama (yaoloh baru sadar jaman TK aja udah ngerti suka-sukaan -___-) Sering bgt deh nih kejadian, misalnya gw suka adeknya, eh ternyata Ria suka kakaknya. Begitupun sebaliknya. Kompak bener !!

Ria dan Ririn
 Hingga akhirnya pada tahun 1999, mulai banyak yg aneh dari Ria. Entah kenapa banyak sekali permintaanya dia saat itu. Mulai dari foto keluarga sampai minta dibelikan VCD yg pada saat itu baru booming. Pada saat itu juga Ria mulai sering sakit-sakitan. Sakitnya sih sebenernya biasa aja, hanya demam biasa, namun sakitnya ini sering sekali terjadi. Gw inget bgt dulu sering ikut nganterin Ria ke dokter. Berkali-kali ke dokter yang berbeda-beda, Ria tetep menderita penyakit yg sama. Demam yang hanya sembuh sesaat dan akan kumat lagi nanti. Bahkan sempat ada yang aneh yaitu perbedaan berat badan yang significant terhadap gw dan Ria. Gw inget bgt waktu itu berat gw cuma 20kg, sedangkan Ria mencapai 35kg padahal ukuran badan kami tidak berbeda jauh, malah sama. Nah mulai dari sinilah puncak kekhawatiran keluarga gw.

Hingga pada akhirnya Ayah Ibu membawanya ke rumah sakit untuk periksa lebih lanjut. Ternyata ada suatu benda di dalam perut Ria, dan itu lah yang membuat berat badan kami berbeda. Gw inget banget gimana ekspresi muka ibu pas nyampein berita itu ke keluarga besarnya. Ibu bener-bener seperti kehilangan semangatnya. Nenek-kake gw juga ikutan nangis. Gw yg waktu itu masih kecil sih hepi-hepi aja. malah dulu sempet seneng karena ayah ibu sibuk ngurus Ria, gw jadi lebih bebas. *miris*

Cuma sayangnya waktu itu kesadaran ayah dan ibu sepertinya terlambat. Yah sebenernya sih menurut gw mereka gak salah juga. Toh meski Ria sering sakit-sakitan tapi dia selalu nampak sehat. Dia juga gak pernah ngeluh sakit. Hingga akhirnya menjelang ajalnya....

- 19 September 1999
Hari itu tepat hari minggu. Hari yg paling kami tunggu-tunggu saat itu. Ya karena kami bisa bermain tak kenal waktu. Begitupun Ria. Saat itu dia asyik memainkan sepedanya. Mengkayuhnya sepanjang siang hanya bolak-balik anatara rumah kami dan rumah nenek-kakek yang hanya berbeda satu RT saja. Hingga suatu sore dia mulai nampak sakit, demamnya kumat lagi. Malemnya nenek menyarankan agar Ria menginap dirumah nenek, dan ibu menemaninya. Itu agar mereka bisa mengontrol kesehatan Ria. Sedangkan gw dan Bastia tetap tidur di rumah bersama ayah.

- 20 September 1999
Senin siang, sepulang sekolah gw dijemput ayah dan langsung dibawa ke rumah sakit. Dengan baju sekolah masih lengkap, gw tiba di rumah sakit dan disana udah ada Ibu, bastian , dan kakek gw. Ibu langsung peluk gw dan dengan lembut dia ajak gw ke dalam sebuag ruangan khusus. Gak tau gimana ceritanya, ternyata Ria udah masuk rumah sakit. Padahal sehari sebelumnya masih asyik main sepeda. Malemnya pun sebelum gw pulang dari rumah nenek, Ria masih digendong ibu dan ikut nonton TV bersama. Tapi siang itu sudah berbeda. Ria sudah terkapar. Entah kenapa pas dibawa ke dalam ruang itu, yg akhirnya gw tau namanya itu ruang ICU, gw gak bisa liat tubuh Ria sama sekali. Seluruh tubuhnya sudah ditutpi selimut. Bahkan sampai sekarang gw masih bingung, itu cuma halusianasi atau memang benar-benar ditutupi selimut. Dulu sih gw emang mikir demikian, cuma pas semakin dewasa gw mulai ngerti, setau gw pasien di ruang ICU justru banyak alat bantunya. Tapi ini, sepengelihatan gw pas jaman itu tuh cuma ada sesosok orang yg ditutupi selimut. Mungkinkah saat itu udah pertanda..

- 21 September 1999
Seinget gw sih waktu itu gw gak sekolah. Kayaknya sih selasa pagi gw diajak ke rumah sakit lagi untuk nganterin ibu memberikan persetujuan agar Ria bisa dioperasi untuk mengeluarkan benda yg ada di dalam perutnya. Yah akhirnya gw baru tau, ternyata ini yg bikin Ria sakit selama ini,. Dan selama ayah ibu mengetahuinya baru-baru ini, bukannya mereka tidak segera menindak lanjuti, tapi mereka masih mencari alternativ lain agar Ria yang masih sekecil itu tidak perlu dioperasi. Ibu dan Ayah saat itu sedang sibuk mencari pengobatan alternativ yang bagus. Namun sayang sebelum pencarian mereka berhasil, penyakit itu lebih dulu menggerogoti Ria. Hingga akhirnya gw liat jelas, ibu nangis dipelukan ayah untuk mulai menandatangani suratpersetujuan itu. Ibu masih gak tega anaknya yang masih 7 tahun sudah harus dioperasi sebesar ini. Ya setalah itu gw pun langsung dibawa pulang sama ibu. Operasi Ria akan segera dilaksanakan jam 11 siang. Sedangkan ibu pulang karena gak mau menyaksikan operasinya. Ibu masih gak tega. Di rumah sudah ada budeh-budeh gw yg datang nenangin Ibu. Ya semua keluarga besar baik ayah maupun Ibu heboh. karena ini adalah pengalaman pertama di keluarga, ada anggotanya yang sakit parah apalagi masih berusia sekecil itu.
Jelang-jelang jam 11 siang, kami semua yang di rumah berdoa agar operasi Ria diberi kelancaran. Dan Tuhan menjawab doa kami dengan cara lain. Ketika itu telpon rumah berbunyi. Ternyata dari ayah yg ngabarin bahwa Ria tidak jadi di operasi karena benda di dalam paertnya tiba-tiba hilang. Dan itu semua membuat seluruh keluarga sangat lega. Apalagi ibu, mulai terpancar jelas pelangi di matanya. Ibu tersenyum bahagia, dan segera menyusul ayah di rumah sakit. 
Gw dan bastian menunggu di rumah. Waktu itu ibu nitipin kita ke tetangga sebelah yang masih saudara. Seinget gw waktu itu gw lagi maen sama anak tetangga gw itu. Tapi di teras rumah udah rame tetangga-tengga gw yang lain termasuk ibunya meylani yang sejak siang nungguin kabar tentang Ria. Singkat cerita, sekitar jam 3 sore, gantian ayah yg pulang. Melihat ayah pulang, gw seneng bgt. Gw langsung ngejar ayah yang langsung masuk ke rumah. Cuma agak aneh aja karena ayah masuk ke rumah tanpa memperhatikan gw. ayah langsung masuk ke rumah lurus ke arah telpon berada. Ternyata bukan cuma gw yg ngikutin ayah, Ibunya meylani yg merupakan sahabat deket keluarga gw juga ikut masuk berniat ingin menanyakan langsung kabar Ria ke ayah. Tapi ayah tetep diam. padahal gw udah teriak-teriak manggil ayah, sambil nanya "Ria dimana yah". Sampai akhirnya pertanyaan kita terjawab sudah ketika ayah mulai berbicara lewat telpon dengan orang diseberang sana. Dan gw masih ingeeeet bgt, bahkan sampai sekarang gw masih sedih kalau inget itu. begini kira-kira perkataan ayah, "Haloo... Mas, anak saya mas.....Hilang.." Dan terakhir kalimat pun tangis ayah tak terbendung lagi. Ternyata ayah diam daritadi karena menahan nangis. Dan entah kenapa saat itu gw tiba-tiba ikut menangis. Padahal waktu itu gw masih kecil, dan gak ngerti apa maksud kata hilang itu. Apalagi dulu pas tau Ria sakit gw sedikit seneng karena gw akan kehilangan saingan. Tapi kenapa gw harus menangis ? apa karena gw sedih didiemin ayah ? apa karena gw latah liat ayah nangis ? entahlah sampai sekarang aja gw masih bingung kenapa gw nangis dulu, padahal dulu gw masih kecil dan seharusnya masih belum ngerti tentang kehilangan. Mungkin itu yg namanya Twin Disease.Ketika gw dengan tiba-tiba mulai menangis, langsung aja dipeluk dan digendong ibunya meylani. Sontak nangis gw makin kejer, seakan emosi keluar semua. Dan Ibunya meylani pun menenangkan gw dan gw pun tersadar beliau juga menangis. 
Pihak tetangga langsung membantu keluarga gw. mulai dari menyiapkan bendera kuning, mengumumkan di masjid, dan menyiapkan bale serta tenda. Gw dan bastian diajak ayah ke rumah budeh Rini, kakaknya ayah yg belum tau kabar kematian Ria dikarenakan mereka tidak ada telpon rumah, dan hape belum booming saat itu. Setibanya disana sangat miris, kita disambut hangat keluarga budeh Rini. Bahkan sepupu gw yg sepantaran mengira kita mau maen bareng. Bahkan sebelum ayah ngabarin kenyataanya pun, Sepupu gw yg namnya Mbak Dede berkata duluan, "Om si Ria gimana, kita mau jengukin nih besok". Namun sayang perkataan ayah memberikan hantaman pahit bagi mereka, menggantikan senyum mereka dengan air mata secara sekejap. 
Setibanya gw di rumah kembali, keadaan sudah berubah. Rumah gw sudah dihampiri banyak orang. Tenda pun sudah terpasang. Semua sanak saudara dan tetangga sudah berkumpul. Rekan-rekan ayah dan ibu juga sudah ramai berdatangan. Padahal jenazah Ria belum juga datang. Hingga sekitar jam 5 sore, Ambulance pun datang. Keluar lah Ibu dan kakek gw, berikut jenazah Ria. Semua tangis pecah seketika. Anak sekecil itu sudah harus dijemput sang pencipta. Umur siapa yg tau. Apalagi ketiak seorang lagi, separuh dirinya masih bernyawa utuh dan menatapnya dari jauh. Ketika itu juga gw menjadi pusat perhatian semua orang. Gw merasakan keprihatinan mereka. Satu persatu keluarga besar dan tetangga dekat pun mulai memeluk gw yang pada saat itu gw merasa risih bgt..
Ria segera dimandikan, setelah itu jenazahnya dibaringkan dipembaringan di ruang tamu. Gw adalah satu-satunya orang yg gak mau liat jasadnya. Dengan alasan takut, gw menjaga gengsi. Bayangkan umur segitu gw udah kenal gengsi. Cuma sempat gw mengintipnya dari balik jendela, dia didandani sangat cantik. Hingga malam pun tiba tamu masih banyak yang berdatangan, dan banyak pula yang menginap.

- 22 September 1999
Rabu pagi sekitar jam 10 Ria mulai dikebumikan. Waktu itu banyak banget yang nganter ke pemakaman. Hampir satu kampung ikut semua. Bahkan guru-guru dan orang tua dari teman-teman gw di sekolah pun nyusul ke pemakaman. Keliatan bgt kan ayah ibu dan Ria semua orang baik. Banyak yang berduka atas kesedihan mereka. Gw bangga :')

Yah setelah itu semua perhatian beralih ke gw. Bahkan gak beberapa Ria meninggal, gw yang dibawa ke orang-orang pintar. katanya ayah biar gw ga ikut nyusul karena kan kita kembar. Yah alhamdulillah gw masih ada sampai tulisan ini terbit. Tapi sebelumnya gw pernah ngalamin 2 kali kejadian aneh. Belum genap 7 hari Ria meninggal, gw denger jelas kalo Ria memanggil nama gw dan mengajak main. Bahkan sepupu gw yg saat itu jg lg sama gw juga denger. Cuma orang-orang dewasa yg gak denger, padahal mereka juga ada ditempat yg sama. Berikutnya, gw juga pernah mimpi ketemu Ria, terus dimimpi itu Ria masih aja galak, gw mau ikut dia pergi gak boleh, dan dia dorong gw sampai jatuh, dan dia pergi gitu aja sendiri. Kata Kakek gw, Ria itu ngelindungin gw supaya gw gak ikut dia, takutnya kalau dimimpi itu gw ikut dia bisa jadi gw juga akan meninggal. Allaualam.

Semnjak itu juga ayah dan ibu menjadi lebih protective dan sayang bgt ke gw. khususnya ayah. Semeninggalnya Ria, Kakek gw marahin ayah gw agar tidak terlalu keras sama anak. Karena kakek gw tau ayah gw kalau marah galak bgt. Nah makanya ayah jadi lebih lembut ke anak-anaknya. Gw juga sering bgt diajak jalan-jalan. Ayah sering ngabisin waktu berdua doang sama gw. Bahkan ketika setahun kemudian ayah harus dinas di bangka selama 3 bulan. Ayah yg gendut langsung kurus pas harus pisah sama anak-anaknya. bahkan ayah bela-belain datang ke ulang tahun gw yg ke 8, ulang tahun tunggal pertama gw. Dari Bangka ayah langsung ke rumah, padahal waktu dinas ayah belum habis. Ayah ambil cuti, hingga akhirnya ayah tidak sanggup lagi kembali dan memutuskan mengakhiri masa dinasnya sebelum waktunya. Entah konsekuensi apa yg ayah ambil setelah keputusan itu.

 Ohiya balik ke masa-masa sepeninggalan Ria, akhirnya kita tahu kenapa sebelumnya Ria ingin sekali kita foto keluarga di studio, mungkin itu satu pertanda sebagai kenangan terakhir kita bersama. Foto itu diambil beberapa bulan sebelum ulang tahun ke 7 pada tahun yang sama. Dan ulang tahun yg ke 7 pun ulang tahun paling istimewa bagi kita berdua karena itu adalah perayaan ulang tahun kita kembali setelah 3 tahun tanpa perayaan. Apalagi ini adalah surprise, karena ibu tidak memberi tahu kami sebelumnya. Tiba2 besok harinnya keluarga besar sudah berkumpul dan sudah ada 2 kue blackforest tersaji rapih di meja ruang tamu. Ya sepertinya semua itu pertanda. Namun sayangnya Ria tidak sempat merasakan kesuksesan ayah. seperti permintaan terakhirnya ingin mempunyai VCD player dan kulkas. Itu semua terbeli setlah beliau tiada.

Ulang tahun ke 7, ulang tahun terakhir bersama-sama

Kini gw bukan lagi anak kembar, gw berubah menjadi anak sulung. Ada beberapa yang iba dan mulai care sama gw, ada juga yg sinis karena kematian lebih dulu menjemput Ria yang manis ketimbang gw yang pemberontak. Gw sedih banget ketika kata-kata itu keluar dari mulut nenek gw sendiri. ketika beliau berkata, "Kenapa harus Ria yg diambil duluan...." jelas bgt secara gak langsung itu menunjukan penyesalan karena bukan gw aja yang dijemput Tuhan lebih dulu. tapi gw gak pernah ambil pusing, justru gw semakin positif. Gw makin sadar kalau Ria memang anak baik, bahkan semua orang merindukan kepergiannya. Ya karena dia anak baik, maka Tuhan menjemputnya lebih dulu. Itu lah yang membuat gw setegar ini sekarang. 

Kepergian Ria membawa berkah sendiri bagi gw. Entah kenapa sikap kasar gw mulai berubah, gw juga sampai lupa gimana caranya gw berubah menjadi pelindung Meylani yang sebleumnya adalah musuh gw. Apakah lagi-lagi itu Twin Disease ? entahlah. Perhatian ayah ibu juga mulai imbang baik ke gw maupun ke bastian. Gw jg makin deket sama bastian saat itu setelah sebelumnya kan gw cuek bgt bahkan ga pernah inget kalo punya adek hehe karena kehidupan gw cuma diisi dengan pertengakaran bersama Ria. Teman-teman sekolah juga mulai ngedeketin gw dan ngajak gw main. Guru-guru juga makin care. 

Dan atas kejadian ini, Ibu bener-bener belajar agar tidak kecolongan lagi. Berkali-kali dia mengingatkan gw dan bastian untuk segera bilang bila merasakan sakit. Ibu bisa berubah 180 derajat bila tahu salah satu anaknya ada yg sakit. Tapi sayangnya sampai saat ini gw masih sama seperti Ria yg dahulu. Segala sakit apapun itu lebih gw pendem sendiri. Nah giliran udah parah dan ketauan sama ibu, baru deh ibu marah besar dan langsung lakuin apa yg seharusnya dilakuin sebagai orangtua yang baik dan benar. 

Cuma naasnya sekarang ayah ibu kumat lagi. Dia lebih care ke bastian doang. Gw masih sama dan belum berubah, masih penyendiri dan cuek. Bahkan kini gw lebih cuek. Ya makanya kadang gw mau marah dan bilang ini gak adil pun percuma. Toh kenyataanya menunjukan seakan-akan memang gw yg menghindar. Wajar ah mereka lebih sayang ke adik gw karena dia memang anak mami. Jadi segala hal itu untuk saat ini bukan menjadi masalah buat gw hehe..

Ayah Ibu, aku sayang kalian...

Aku sayang keluarga ku...


Foto Keluarga Terakhir sebelum kepergian almarhumah
Foto Keluarga Teranyar :')

AND SPECIALLY 
For Their Lovely Daughter and Our Lovely Sister.

IN MEMORIAM
S i t i   F a j a r r i a




And for you Information, apa yg baru-baru ini gw ketahui adalah ternyata Ria salah satu korban mal praktek.  Ketika hendak di operasi, dan lalu tiba-tiba saja benda dalam perut Ria hilang, dokter segera menghentikan rencana operasinya. Siapa disangka ternyata benda itu adalah Tumor. Tumor itu tidak hilang begitu saja, tapi lebih tepatnya pecah atau hancur dan mengeluarkan racun. Itulah yg membuat Ria menghembuskan nafas terakhirnya. Kesalahan dokter dan rumah sakit adalah menyepelekan benda itu. Ibu pun baru tahu setelah beberapa tahun kemudian ketika menlihat kembali catatan-catatan pemeriksaan penyakit Ria sebelum meninggal. Disitu tercatat jelas Ria mengalami Tumor abodement. Tapi Ibu segera mengikhlaskannya, karena bagaimana pun Tuhan lebih sayang Ria. Ini adalah jawaban terbaik yang tuhan beri dari doa ibu pada hari Selasa, 21 September 1999, menjelang pukul 11 siang, dimana proses operasi besar akan berlangsung. Doa seorang Ibu yang masih tidak tega mengetahui tubuh anaknya yang kecil harus dibelek pada bagian organ tubuh yang vital, doa seorang ibu yang terpaksa mengizinkan pisau dan gunting operasi membelah badan buah hatinya. Ya ini lah jawaban Tuhan. Sebelum semua itu terjadi, Tuhan memberikan sebuah pilihan yang terbaik dimana dia lebih dulu menjemput Ria kembali sebelum tubuhnya ternodai alat-alat operasi itu. Tuhan telah menunjukan kebesarannya dan ras cinta kasihnya terhadap umatnya.

Semoga banyak yang dapat diambil dari kisah ini :)


Jumat, 28 September 2012

Happy Birthday IYAS

28 September 2012

Hari ini ulang tahun salah satu sahabat terbaik ku.

Meski kami terkadang saling menyakiti, tapi kami saling memaafkan.
Saling sibuk dengan dunia sendiri, tapi saling merindukan.
Dia memang tak selalu ada, tapi selalu setia.
Dia juga tak selalu menemani, tapi selalu menyemangati.
Membiarkanku mencari kawan pengganti, tapi takkan membiarkanku sendiri.
Membiarkanku berkeluh kesah, tapi tak membiarkanku untuk menyerah.

Dia tak selalu ada dalam setiap nafasku.

Tak selalu hadir dalam setiap moment indahku.
Tak selalu bisa menjadi pendengar curhatku.
Tapi dia selalu bisa menjadi yang pertama menyapaku ketika aku terdiam membisu.
Terdiam menahan segala emosi dan airmata, Ya dia kan hadir saat itu juga.


20 tahun lalu dilahirkan ke bumi untuk menjadi seorang wanita yang tegar.
Seorang yang ku kenal sejak SMP di SMP 213, dan menjadi sangat dekat di SMA 44.
Hingga kini kami sama-sama menjadi mahasiswa di UNJ
Meskipun begitu, kami jarang berjumpa.


Terlalu banyak kesamaan dari kami.

Kami menyukai Korean Wave, Film India, Komik dan Novel Remaja, Penikmat kuliner, dll.
Bahkan kisah cinta kami juga sama :')
Itu yang membuat kami semakin dekat untuk saling mendukung satu sama lain.



Dia lah si Wanita Tegar itu.





SELAMAT ULANG TAHUN IYAS 
Semoga menjadi wanita yang soleha dan senantiasa bahagia selalu. 
Semoga lekas dipertemukan belahan juwa yang akan membuat lo makin mengerti indahnya dicintai.
Semoga segala apa yang lo cita-citakan terwujud dan dapat membanggakan orangtua lo.
Semoga lo selalu dicintai dan disyangi orang-orang disekitar lo.
Dan semoga kita bisa jadi sahabat sampai ulang tahun terakhir kita masing-masing.


Terimakasih udah jadi yang terbaik buat gw. Meski gw belum jadi yang terbaik buat lo hehe.Maaf gw juga ga selalu ada, terlalu sibuk sama dunia gw sendiri. Dan untuk ultah lo kali ini aja gw ga bisa ngucapin langsung. Maaf yaaaaaaa hehehe... Pokoknyamah you're the best laaah Sep...
Love you :*





Kamis, 27 September 2012

Tentang Kita


Aku begitu merindukan malam, dimana kau akan hadir dalam sebuah layar kecil yang tertulis jelas nama mu disana. Setiap malam kau ajak ku berbasa-basi tapi bagi ku itu sama sekali tidak basi. Kau mulai memberikan rembulan sendiri untuk malam ku. Ya kau sukses membawaku lebih jauh, dan lebih jatuh kedalam pesonamu. 

Dahulu kau tampak nyata. Aku tak hanya sekedar jatuh cinta pada sebuah nama. Kau rangkul aku pada sebuah kesempatan, dan kau bahkan selalu mengambil kesempatan untuk menggenggam tanganku. Ah, aku masih ingat jelas pertama kalinya aku meleleh karena sebuah sentuhan. Kita juga tak hanya bicara ketika malam datang. Kau hibur aku ketika ku bersedih, kau menghampiri dan menanyakan kesalahanmu ketika ku marah, kau yang menemaniku ketika ku sendiri, dan kau yang selalu menanyakan keberadaan ku. 

Sebuah hubungan yang sebenarnya bernama 'Persahabatan' itu membuat ku agak kecewa. Karena ku pikir setelah apa yang kita jalani lebih dari sekedar itu. Mungkin memang aku yang terlalu berbesar kepala. Tapi entah sejak kapan kau mulai benar-benar berubah menjadi sesosok maklhuk yang tak lagi kukenal. Bahkan aku sempat lama melupakanmu setelah apa yang kau perbuat padaku.

Sempat aku terbakar api cemburu. Menangisi kamu yang sedang bercumbu dengan wanita yg sama sekali tak ku tahu. Tak ingatkah kau sedikit pun pada ku saat itu. Apalagi kau tak pernah mengabariku. Entah salah apa aku pada mu. Malam ku kian pekat, dan basah... Pesona mu tak lagi membawakan rembulan untuk ku. Namamu tak pernah lagi muncul di layar kecil ku. Dan kamu benar-benar menjadi basi buat ku. 

Tapi kini setelah aku mulai berhasil menapaki langit sendiri, kau hadir kembali. Dengan cara yang berbeda yang sebenarnya tak lebih indah dari kisah kita yang dulu. Pertama kau mulai isi malam ku dengan basa-basi mu itu lagi. Tapi memang tak sesering dulu. Tetap saja kau sukses merombak pertahanannku. Kau ciptakan rasa rindu yang berkecambu di hati ku. Perlahan tapi pasti, kau masuk dalam setiap angan dan impian ku lagi. Mungkin terkesan indah, kisah laluku kembali. Tapi sekali lagi ku katakan, ini tak seindah dulu.

Saat ini aku hanya sedang merasa bercumbu dengan sebuah bayang semu. Bercengkerama dengan sebuah nama tak berwujud. Bercengkerama lewat kata demi kata, namun tak berucap. Itupun hanya ketika sang mentari benar-benar terlelap. Karena ketika mentari bertandang dilangit, dan kau mulai berwujud, kemudian kita berjumpa, kau akan menjadi orang yang berbeda. Namamu masih sama, tapi sikap mu yang berubah.

Kau akan acuhkan aku, seolah aku bukan siapa-siapa mu. Jangankan kau sentuh aku seperti dulu, untuk sekedar berdiri dekat saja nampaknya kau malu. Ada apa dengan mu, dan apa salah ku. Mengapan dengan yang lain kau begitu menyenangkan, tapi dengan ku kau begitu asing. Dan yang paling ku heran, disaat tak ada siapa pun dan ketika malam kembali datang kau menjelma lagi menjadi sesosok nama yg kucinta. Kau tak pernah tahu kan, ini lebih dari sakit yang pernah kurasa dulu. 

Masih ingat jelas, pernyataanmu yang menganggapku sahabat. Dulu ku anggap kita memang lebih dari sekedar itu. Tapi kini, sama sekali tak kudapati sikap seorang sahabat dari mu. Bahkan sampai saat ini aku masih keliru, manakah dirimu yang sejati. Meski keduanya sama-sama menyakiti. 

Kau datang disaatku bimbang, dan kau pergi disaat ku tersakiti. Sebenarnya apa yg kau pikirkan. Sikap mu yang dulu saja belum kutemukan jawaban dan maksudnya. Lantas mengapa kau sekarang kembali memberi pertanyaan besar dalam hidup ku. "Mengapa kau dulu begitu perhatian padaku ?", "Mengapa kau berani menyentuhku ?", "Mengapa kau selalu hadir disetiap malam ku ?", "Mengapa kau selalu ingin di dekat ku ?" Pertanyaan itu saja sampai saat ini belum terjawab. Kini kembali ku harus bertanya, "Mengapa kau hadir kembali?", "Mengapa kau dekati ku lagi?", "Mengapa kini kau berubah?", "Mengapa kau memebedakan aku dengan yg lain?", dan "Apa maksudmu dengan perlakuan mu  dan kata-kata manis mu selama dua tahun ini?"

Aku rindu kamu yg dulu yg berwujud dan bisa ku sentuh dan ku genggam. Tapi aku juga agak suka kamu yang sekarang, yang lebih bisa untuk serius. Tapi kamu yg dulu dan kamu yang sekarang sama. Sama-sama terlalu misterius. Aku tak pernah benar-benar tau apa yng sedang kau pikirkan dan lakukan. Yang pasti saat ini, kau akan hadir ketika kau ingin hadir. Tak ada lagi rembulan yang kau bawa. Karena kehadiranmu pun tak selalu lagi kurindukan. Aku justru berada pada keraguan dan ketakutan...

Ketika kau nanti tahu semua ini, berhentilah bermain-main dengan perasaan seorang gadis. Kau tidak akan pernah tau pentingnya arti sebuah impian dan harapan. Dan ketika kau berhasil menghancurkannya, seharusnya kau tahu kapan kau pergi dan tidak pernah kembali lagi. Semua cerita tentang kita, biar ku kenang indah dalam sebuah tulisan. Kita tak pernah tahu nanti, mungkin saja kita berjodoh. Dan kau bisa baca dan selami tiap kata agar kau tahu bagaimana caranya membuat ku jatuh cinta pada mu, dan bagaimana saat itu kau menyakiti aku. Hingga kau berjanji tidak akan melakukannya lagi. Aku berdoa untuk mu, dan untuk kita :)


Salam ku, Sahabatmu

Rabu, 26 September 2012

Cinta diam-diam II



Mencintai dalam diam atau cinta diam-diam..
Mungkin banyak yang bilang ini adalah kelakuan dari si pencundang yang 'cari aman'
Berani mencinta tetapi takut sakit hati. hemmmm
Sebenarnya tanpa disadari, cinta diam-diam itu justru lebih banyak sakitnya loh.
Waktu itu ada teman gw yang bilang,

"Kalau cinta katakan saja, jangan ditahan. Karena biasanya, yang ditahan itu yg bikin sakit hati"


Well, ada bener nya juga. Memendam dalam diam itu gak enak.

Apa yang mereka rasa tak pernah terucap kata.
sikap mereka setiap hari juga nampak sama.
jadi 'dia' mana tahu mereka sedang mencinta atau terluka.


Tapi adakalanya cinta diam-diam itu diharuskan.

Karena hubungan manusia bukan hanya sekedar pacaran
Jika memang keadaan lebih memungkinkan untuk menjadi sahabat atau teman
Yah kenapa nggak untuk lebih lama menahan perasaan.
Daripada kejujuran nanti justru berubah menjadi kehancuran
Tentang perasaan ini sepertinya memang yang tahu cukup mereka dan Tuhan.


Jadi cinta diam-diam bukan perilaku sang pecundang.

Karena terlalu banyak rasa, dan asa yang tersimpan dihatinya
Pasti ada seribu alasan baginya untuk menahan cintanya sendiri.
Kita tidak pernah tahu pasti, karena mereka terlalu penuh misteri.
Yang pasti merekalah pejuang cinta sejati
Mencintai tulus tanpa henti, meski sakit dan perih


Beruntungnya 'dia' yang dicintai secara diam-diam.



Semoga cinta mereka yang diam-diam ini, diam-diam berbalas di masa depan nanti :)


Cinta diam-diam





"Aku tersakiti hati yang kujaga
Pada cinta yang tak pernah berkata
Terperangkap akan cerita tanpa cerita
Hanya ada aku dan tak pernah ada Kita "




Selasa, 25 September 2012

bisikan sang malam

aku bagaikan sepekat malam yang berbisik.
merindukan kerinduan angin yang dulu memecahkan keheningan ku.
angin yang kian hari semakin terikat pada malam-malam ku.
melupakan ku pada kenyataan malam yang tak pernah bersinar

Kala itu aroma segar semerbak hiasi gelapnya malam ini
malam yang selalu ku nantikan bisikannya
membisikan suara angin yang menari indah di angkasa
malam yang pekat pun seakan bersinar dibuatnya.

aku lupa bagaimana caranya malam bisa berganti siang
karena malam ku kian panjang sejak angin berhembus hingga ke relung kegelapan ku.
aroma nya yang tak pernah kulewati dan selalu kunikmati dalam kesendirian
Hingga sampai tiba saatnya hanya pada ujungnya yang tercium.

kau adalah angin yang terbang bebas sesukamu, bahkan untuk menghilang sekalipun
karena kau adalah angin yang tak bisa berhenti dan terus berlalu.
aku tetap sebagai malam yang hanya bisa diam dalam gelap
tapi aku mulai berbisik dalam pekat menyerukan kerinduan ku padamu.





Minggu, 09 September 2012

Nice People, Nice Holiday 2

oke lanjut ke cerita liburan gw kali ini..


akhirnya gw tiba lah gw di Kebumen pada jam setengah sembilan malam, tepat di depan pasar karang anyar *yg ternyata udah digusur -__- . Disana sudah dijemput mama wiwin, om-nya wiwin dan ketiga sepupunya Wiwin. Yang pertama kita lakuin adalah makan mie jawa dipinggir jalan. Mantaap bgt dimalam yg dingin kala itu menikmati semangkuk mie jawa yang panas. 


Riza, Vina, Wiwin di lesehan Bakmi Jawa
It's the Star, Mie Godok Jawa dan Teh manis hangat. Yummieeeee

Waktu itu kita makan ditraktir mama Wiwin. Lepas dari situ kita masih harus melanjutkan perjalanan lagi dari jalan raya untuk masuk ke perkampungannya dengan mobil. Ternyata lumayan jauh loh. Setibanya kita kembali disambut keluarga wiwin yg lain, disana ada kedua mbahnya, papa wiwin, serta ketiga tantenya. Ah mereka hangat sekali menyambut kita :).

Disana kita disambut kakek-nenek Wiwin, baiiik bgt. Ada juga Om dan tantenya Wiwin. Omnya wiwin itu pengajar di Akpol, sedangkan istrinya seorang guru. Gak heran keduanya juga sangat baik, ramah, dan gaya bicaranya yang berpendidikan. Mereka dari Semarang, dan demi keluaraga Wiwin yg lagi liburan di kampung, mereka pun ikut liburan juga disini dengan kedua anaknya, Afifah dan Nining. Berikutnya ada kedua tantenya wiwin yg lain, tante nomor 7 dan nomor 8. Mereka juga tinggal di Semarang, ikut ke kampung bersama Omnya Wiwin, Selama di kampung, mereka yang memasak buat kita. Mereka ke kampung tanpa suami masing-masing, hanya dengan membawa anaknya masing-masing. Tante nomor 7 dengan Hilmi dan Hanan yg masih bayi, sedangkan tante nomor 8 dengan membawa si Caca yg ceriwis. Terus disana juga ada Agis dan Mba Upik. Sepupunya Wiwin yg memang tinggal disana, anak dari Almarhum kakak mamanya Wiwin.

Akhirnya pagi pun tiba. Ternyata pemandangan kampung wiwin memang ruaaaar biasa. Dikelilingin hamparan sawah yg luas, dan persis disamping jalanan rumahnya ada kali aaah seru bgt. Kita pun pada pagi hari itu setelah sarapan lanjut jalan-jalan disekitar sanah. Kita beramapat, Gw, Vina, Wiwin, dan Riza, serta keempat sepupunya Wiwin. Ada Nining, Afifah, dan dua adik kecil yang paliiiing ngangenin dan ngegemesin yaitu Hilmi dan caca :). Kedua bocah yg hobinya berantem dan bikin suasana jadi ramai.

Nih dia foto-foto pas di moment tersebuuuuut...

Gw, Riza, dan Vina dengan dua adik lucuuuu Caca dan Hilmi  :))
Montok-montooooks yaaah hihi
Riza, Vina, Afifah, Nining, Agis, Wiwin, Hilmi, dan Caca
Liat deh mukanya masih pada ngantuk haha

Nah ini gw hehe.
Liat deh pemandangan dibelakang, AMAZING kaaaaan....
Ini pas mau turun ke sawah
si geboy Vina dan brondong barunya hihihi
moment pas Hilmi jatoh haha
*ga terlalu keliatan yah jatohnya sayaang*
Abis jatoh masih aja action -___-
Nah ini orang-orangan sawahnya wkwkwk
*Riza*
  

 Jasa penggilingan padi keliling *keren dan praktis*

Siangnya kita lanjut ke rumah keluaraga Wiwin dari bokap. Enaknya, keluarga mama dan papanya wiwin itu satu kampung, jadi dr rumah tempat kita nginep, tinggal jalan kaki aja, gak jauh lagi untuk ke rumah sodaranya papanya Wiwin. Yang ikut kesana itu gw, Wiwin, Vina, Riza, dek caca, dek Hilmi, mama dan papa Wiwin, dan Omnya Wiwin yg kemaren jemput kita. Disana kita minum kelapa muda langsung dari buahnya. Segeeeeeer bgt. Terus makan siang juga, gw sampai nambah loh haha. Keluarga disana juga gak kalah ramahnya. Semuanya baik-baik dan menyambut kami hangat.

Sorenya kita bergegas kembali ke rumah mbahnya Wiwin. Saat itu yg pulang anak-anaknya aja, karena mau diajak jalan-jalan keliling kota Kebumen sama Omnya Wiwin. Ohya sebelumnya, Om nya wiwin udah pulang lebih dulu. Pas diperjalanan pulang, kita lewat kandang sapi, dan ternyata Hilbi yg bertubuh tambun itu takut sapi. Dia gak mau pulang dan malah jadi nangis ketakutan, padahal udah dibohongin tapi tetep ga mempan. Akhirnya terpaksa gw gendong. Daaaan guys, ternyata sok-sokan mau gendong dia itu adalah kesalahan terfatal. Karena sumpah demi susu sapi, dia beraaaaat bgt. lebih berat dari galon aqua yg biasa gw angkat di rumah. Tapi karena dia udah bener-bener hopeless, akhirnya tetep gw gendong dengan bantuan wiwin. Ah Tuhaaaan, tetp aja lebih suliiit meski tak sesulit move on. Aku gaaak kuat, dan untung aja Omnya wiwin datang, dan beban ini pun keserahkan pada beliau. 

Singkat cerita, waktu sudah sore. Kita pun bergegas menuju Kota. Yang ikut jalan-jalan saat itu Om dan tante nya wiwin, serta kedua anakanya, Nining dan Afifah, serta sepupu Wiwin yg lain,Hilmi dan Agis. Dan tentu saja kita berempat. Sayang si caca gak ikut, karena mobilnya gak muat. Kalo caca aja sih bisa, cuma masalahnya ada Hilmi dan Caca, salah satu orang tua mereka tuh harus ikut. Kalo gak ikut, sekalian salah satu anaknya yg gak ikut. Karena duo cilik ini hobi bgt berantem, kalo orangtuanya gada yg ikut, gada yg bisa nglerai. Makanya, kali ini Caca yang harus dikorbankan. 

Ternyata perjalanan dari kampunya Wiwin ke Kotanya Kebumen itu lumayan jauh loh. Bisa sampai 1 jam. Eiiits jangan mentang-mentang cuma 1 jam dibilang deket. Di Jawa tuh kalau jarak tempuhnya 1 jam ya bener-bener 1 jam, tanpa macet dan berbagai hambatan, so jalannya itu beneraaan jauh. Ga kaya Jakarta, Jarak blok M bekasi aja bisa sampai 2-3 jam padahal ga seberapa jauh -__-. Lanjut, setelah muterin Kota, kita berhenti di alun-alun. Yang pertama kita lakuin adalah naik odong-odong kereeeeen. Odong-odongnya kita yg nyupirin sendiri loh, trs ada musiknya, belum lagi berbagai hiasan. Omnya wiwin sewa 2 odong-odong, satu kita yg muda-muda *asyeeek, satunya lagi buat dia dan istrinya serta anak-anak kecil kaya Hilmi, agis, dan afifah. Nah odong-odong yg anak muda, gw yg nyetir tuh hehe. Seruuu bgt, kita balapan sama odon-odongnya Omnya wiwin, akhirnya tetep aja kita kalah. Karena putus asa pun, akhirnya kita balap mobil yg lagi parkir wkwkwk. Setelah itu acara dilanjutkan dengan foto-foto dan makan di lesehan pinggir jalan.

Ini Odong-Odong kebangaan gw haha.
Foto di depan SMA 1 Kebumen
Niat foto disini mau pamer sama Lina yg alumni sekolah ini hehe
nah iki si tambun Hilmi.
cocok jadi iklan so klin *eh pepsodent deng
ini akikah di depan alun-alunnya, eksotis kan wkwk
Ini foto pas jalanan lagi sepiiiiii
Foto bareng keluarga Omnya Wiwin
Saat makan lesehan dipiingir jalan
Jaung lahaaaap aneet
Setiap ngelihat ini pasti laper   -___-
Okeee saatnya pulaaaang.
Kembali ke kampung Kalianyar

  Malemnya kayanya gada yg perlu diceritain. Karena semuanya tepaaar. Sampai sampai ga nonton Grand final Indonesian Idol. SIngkat cerita, pagi pun tiba, kita bergegas menuju Goa Jati Jajar. Kali ini caca dan mama wiwin ikut. Perjalanannya juga lumayan, kira-kira menghabiskan waktu 45 menit. Di dalam goa nya ini ada 2 mata air gitu. Ada yg khasiatnya untuk awet muda, dan ada yg untuk cepet dapet jodoh. Nah berhubung kita berempat saat itu *eheeum, langsung lah kita lebih nyerbu ke yg urusan jodoh haha. Tapi kecuali Janung, dia takut. Mungkit takut sisiknya keluar kalau kena air. Entahlah. Keluar dari Goa, tanpa ba bi bu kita langsung belanjaaaa cyiiiin. Tapi sayang, saat itu Vina dan Mama wiwin lagi sakit. Jadi mereka tereliminasi terlebih dahulu. Cumaaaaa yaaa, si Wiwin tega bgt, kan mamanya minta dianterin ke mobil dulu, nah karena si Vina emang juga lagi sakit, dia pengen ikut. Nah iki,mungkin karena berpikir tujuan mereka berdua sama, Wiwin malah nyuruh Vina yg nemenin Mamanya, sekalian mereka ke mobil bareng. Sedangkan dia mau gabung ke gw dan Riza untuk belanja. Nah pas selesai belanja ternyata kita gak liat Vina dan mama wiwin di tempat perisitirahatan, gak lama kemudian pun mereka datang dengan ditemani om nya wiwin. Vina sambil nangis gitu. Ternyata mereka berdua sedari tadi jalan sambil keliyengan nahan sakit masing-asing. Tuh kaaan, wiwin emang tegaaa bgt cobaaaa *piss wiiing. Lagian orang lagi sakit malah disuruh iring-iringan sendirian hahaha. Setelah sakitnya gak terlalu kerasa lagi, Vina akhirnya mulai  nyusul belanja. Ohiya kita juga beliin oleh-oleh untuk temen-temen sekelas La la la ye ye ye......

Nih foto-foto pas di Goa Jati Jajarnya..

Foto dulu di depan gerbangnya

Wiwin dan Mamakee

Foto di depan Goanya

View dari dalam goa
Nih menu makan siang kita.
Ada daging kelincinya iiiih kan kasian -.-

Nih pas si Vina nangis. Kece kan wkwkwk

Ini oleh-oleh kita untuk Geng...

Malamnya, sodara-sodara Wiwing yang dari Semarang mengakhiri liburannya. Mereka pulang ke rumahnya. Ah sedih bgt deh gak ada Caca, Hanan, dan Hilmi. Sepiiiiii bgt, gak ada yg cerewet lagi kaya si Caca, gak ada yg badung lagi kaya si Hilmi, dan gak ada dedek bayi yg bisa digendong-gendong lagi kaya si Hanan :(. Tapi yaweslah, toh esoknya juga kita juga udah pulang. Wiwin dan keluarga, serta Riza dan Vina pulang ke Jakarta, sedangkan gw masih harus melanjutkan destinasi yang lain. Yaitu ke Purwokerto dan Jogja. Eniwei dari awal gak ada fotonya dedek Hanan ya hehehe

Aku dengan dedek Hanan.
Lucuuu yaaa tambunnya sama kaya kakanya *Hilmi

Di malam terakhir itu, kita bercengkerama berempat di teras sambil menikmati teh hangat dan Indomie rebus. Kita mulai mereview apa saja yang udah kita lalui bersama di Kebumen sambil ketawa-ketawa mengenang itu. Mulai dari Vina yang bangga bgt bisa bahasa jawa ngapak-ngapak. Kata yg paling dia hapal itu "ana ngapak-ngapak nang kene" sampai di-tweet sama dia haha. Terus juga ngikutin logatnya Hilmi yg manggil ibunya dengan bernada gitu, salah satu kalimatnya, "Ibuuuu~ Bapake telpuuun~". Terus ngebahas Caca yang suka bgt mainin jam kitty gw yg bisa bunyi dan ngeluarin suara. Yang lucu tuh caranya dia nanyain jam gw, "Mbake, jamnya ilang ya ?" padahal dia udah liat jelas jam gw ditangan, hahaha itu karena gw usil bohongin dia jam nya ilang. Jadi dia seakan mau yakinin gw kalau jam gw itu sebenernya ada hehe. Kasian caca, karena udah gw bohongin dia jadi segan sama gw. Puncaknya pas ngebahas Hilmi yang jatoh 2x. Yang peratama dia guling-guling masuk ke petakan sawah wkwkwk *kalo inget ini gw ngakak mulu. Awalnya sih dia pengen nangis, Tapi gara-gara kita pada ketawa, dia jadi ikutan ketawa :D. Terus juga pas lagi main pinggir sungai dia juga jatoh. Jadi sungainya itu ga sejajar sama jalanan. Sungainya di bawah, jadi turunan gitu dari pinggir jalan. Nah si Hilmi, entah gimana caranya, dia bisa jatoh merosot dengan keadaan kepala di bawah, kaya Superman mau ngeluncur gitu wkwkwk anjiir kocak bgt. Lagi-lagi gak nangis, gara2 kita juga ketawa. Bener-bener deh tuh anak badungnya bukan maeeen. Selain itu juga kita ngebahas hal-hal postif selama disana, khususnya gw sih. Selama disana gw jadi sering bangun pagi, gak insom lagi, terus mau makan sayur, dan nyuci baju sendiri. Ohiya sebelum malam itu juga, sorenya sepulang dr Goa jati jajar, kita main di pinggir Kali. Waaaah pemandangannya keren bgt :). Disana kita foto-foto sambil main-main. Nah ini moment pas si Hilmi jatoh    kedua kalinya. 

Foto di pinggir kali sebelum rombongan Semarang pulang
berempatan.com
antara seksi dan alay wkwk

Lanjut, kita juga mengenang kebiasaan kita selama 4 hari disana yang berantem terus. Apalagi pas masak Indomie itu, sampai berisik bgt di dapur gara2 kita berantem sambil cekikikan. Nah yg paling gokil di malam itu adalah pas gw ngerjain orang lewat, pas ada yg lewat naik motor, gw teriakin "Mas mampir mas" hahaha pasti disangka setan sama tuh orang, secara suasana lg sepi dan gelap gitu. Tapi ga sampe malem bgt sih kita di teras, si Riza ngajak masuk mulu katanya kedinginan. Akhirnya kita semua masuk dan lanjut tidur. *ohiya ini pas di jakarta gw baru tau loh ternyata si Riza ngajak masuk karena ngeliat sesuatu yg aneh di luar (penampakan) mungkinkah ini karena gw kualat ngerjain org yg lewat -___-

sedapnyaaaaa...

Ini yg kita nikmatin.

Riring dan Wiwing....

Besoknya jam 8 kita semua udah rapih, khususnya gw. Karena gw harus pulang duluan. Gw mau lanjut ke Purwokerto, ke kosan Kiki, temen deket gw pas SMP. Rencananya darisitu gw dan dia mau ke jogja, ke tempat temen kita yg lain. Nah makanya karena destinasi gw masih panjang, gw chao duluan. Gw pamit dengan semua orang yg di rumah. Dengan diantar Mbak Upik, sepupu tertua Wiwin, gw di antar ke Gembong dengan motornya. SUmpah naik mootornya melebihi gw haha. Mantaaap di tengah jalan gerudukan diajak ngebut. Ternyata mbak Upik orangnya baiiiik juga loh. Sepanjang perjalanan kita ngobrol banyak, malah dia ngajak gw balik lagi ke Kebumen gak mesti ada wiwinnya hehe. Ohiya eniwe ternyata lagi-lagi perjalanan lumayan jauh -.- Sesampainya di jalan raya gombong, gw nunggu bis lumayan lama. Dan mbak Upik masih setia nemenin padahal dia udah terlamabat kerja. Tapi akhirnya datang juga, dan gw pun lekas pamit ke Mbak Upik dan naik bis itu. Bis anatar kota Solo-Purwokerto Via Kebumen.

sekian dulu yaaaa
nanti bersambung lagi ke part berikutnya.
perjalanan liburan gw masih panjang :))