Minggu, 13 November 2016

Jatuh cinta setiap hari

Sederas hujan yang turun di bulan nopember.
Semurni air yang muncul pada mata air.
Seluas samudra yang membentang di 7 benua.
Seperti itu lah gambaran cinta ku kepadanya.

Langkah-langkah kecil yang berlarian ke arah ku.
Suara-suara ribut yang memecahkan keheningan pagi.
Senyum hangatnya yang mengalahkan sinar mentari.
Serta semangat yang tak habis dimakan teriknya siang.

Tentang semua itu, setiap harinya aku jatuh cinta..
Jatuh cinta ku lucu, ada canda tawa bahkan amarah di dalamnya.
Dalam marah pun aku jatuh cinta.
Aku marah begitu karena aku terlalu mencinta.

Aku tak pernah membayangkan bahwa aku seberuntung ini.
Lebih dari sekedar indah, memiliki cinta setulus ini.
Bukan cinta untuk seorang pria yang ku puja.
Melainkan cinta pada sekumpulan anak manusia yang haus ilmu dan kasih sayang.

Wajah-wajah itu..
Yang selalu kupandangi dalam ruangan sepetak..
Yang berbalik memandangku hening dan hangat..
Yang kan selalu menjadi pendengar setia dalam kelas.

Tak jarang celotehan ringan mulai terdengar di ruangan.
Yang kadang berubah menjadi suara-suara bising yang mulai membahana.
Sering pula omongan ku tak ditanggapi.
Mungkin karena masih banyak yang terlalu sulit untuk mereka mengerti.

Wajar saja jika aku pernah marah.
Nasihat dan petuah akan kulancarkan disaat aku mulai jengah dengan yang berulah.
Aku tahu setiap laku anak tak pernah sama dan selalu berubah.
Dan begini lah resiko dari profesi yang kucintai sudah.

Terkadang aku pernah lelah.
Bahkan sempat terpikir untuk menyerah.
Mendidik anak manusia dan memberi ilmu pada setiap anak yang berbeda itu tidak lah mudah.
Tapi aku sadar bahwa anak-anak itu tidak ada yang salah.

Lebih dari sekedar jatuh cinta,
Saat melihat mereka yg tidak biasa kemudian menjadi bisa.
Mungkin masing-masing dari mereka memang berbeda.
Tapi cinta yang ku beri dan cinta yang ku terima selalu sama besarnya.

Aku bukan hanya mencintai profesi ini.
Aku sudah kadung cinta dengan mereka yang menjadi objek dari profesiku.
Aku banyak belajar dari mereka.
Belajar sabar, dan belajar mencintai serta dicintai.

Teruntuk anak-anakku,
Teruslah membuat ku jatuh cinta setiap harinya..
Janganlah sakit hati ketika ada kalanya amarah merasuki diri ini.
Karena dalam marah ku, cinta untuk kalian tak berkurang setetes pun.

Terimalah setiap ilmu dan petuah yang kusampaikan.
Buang semua rasa kantuk dan kesal dalam kelas.
Selalu sambut hari penuh bahagia dan cinta.
Maka belajar mu tidak akan pernah ada kata sia-sia.

Sayangi teman mu, dan berbagilah dengan mereka.
Karena kalian adalah pejuang-pejuang cilik yang akan membangun bangsa bersama di masa depannya.
Hormati orangtua serta seluruh guru-gurumu.
Ukir senyum mereka dan buat mereka bangga pernah mengenal dan mendidik mu.

Sebagaimana aku yang selalu membanggakan guruku di masa lalu,
Dan yang akan kalian banggakan di masa depan..
Dan tentang masa kini,
Tetaplah menjadi anak-anak berbakti yang membuatku jatuh cinta setiap hari.

Rabu, 24 Agustus 2016

Bertahan

Gw baru kali ini ngerasain yang namanya ngerantau. Sekalinya ngerantau, jauuuuuuuuuh betuuuul. Pelosok. Tengah hutan. Jauh dari Hokben, Phd, dan Mcd kesayangan gw. Gada bioskopnya pun. Pokoknya minim hiburan. Mau keluar Wahau cari hiburan pun nggak boleh. Makanya, gw sering banget ngerasa jenuh padahal baru kerja setahun lebih. Sempet sih terpikir nyari kerja lain di kota, tapi banyak juga pertimbangan yang membuat gw memilih untuk bertahan. 

Sebelumnya gw pernah baca artikel tentang alasan kenapa kita harus bertahan di tempat kerja. Dari artikel tsb gw tersadar ternyata gw juga punya beberapa alasan tersendiri kenapa seharusnya gw bertahan di tempat kerja yang sekarang. Langsung aja gw mau jabarin apa saja asalan yang membuat gw harus tetap bertahan menjadi seorang GURU di Dharma Utama.

1. Tentang cita-cita dan keinginan.

Hal pertama yang perlu gw pertimbangkan adalah cita-cita dan keinginan terbesar gw selama ini tentang dunia kerja. Cita-cita gw dari kecil adalah menjadi seorang guru. Gw mau menjadi guru karena gw senang bercerita dan berbagi. Dulu sering main guru-guruan, makanya dari situlah gw senang mengajar. Namun sempat beberapa kali gw ingin memendam dan mengubur cita-cita gw sendiri dengan berniat untuk bekerja di kantoran. Hal tersebut dikarenakan gw faktor kesejahteraan guru baru yang masih minim. Bukannya gw matrealistis, hanya saja gw pun harus hidup realistis, gw sebagai anak pertama, dimana masih ada adik kecil dan seorang ayah yang hampir pensiun membuat gw juga harus memikirkan perekonomian keluarga. Itu lah yang membuat gw sempat berpaling menjadi guru. 

Dan tentang keinginan, gw ingin sekali yang namanya merantau. Kerja di daerah luar dan merasakan yang namanya mudik. Tapi itupun juga sulit gw realisasikan karena tidak adanya kerabat dari luar. Hingga akhirnya di suatu siang bulan ramadhan, panggilan itu pun datang. Tawaran bekerja menjadi guru di salah satu sekolah milik perusahan kelapa sawit di Kalimantan Timur. Ya, tempat kerja gw sekarang. Tempat kerja yang telah mengembalikan gw pada cita-cita kecil dan keinginan yang gw harapkan selama ini, merantau, tentu saja dengan kesejahteraan yang menjamin. Itu lah yang gw jadikan alasan utama kenapa gw harus bertahan. Ini adalah tempat pertama yang mewujudkan cita-cita dan keinginan gw dan dapat membantu gw untuk menjamin kehidupan orang tua dan adik-adik. 

Maka itu, sebelum berpikir untuk menyerah, yang seharusnya gw lakukan adalah, BERSYUKUR! Karena gw yakin kesempatan ini langka, bahkan banyak teman seperjuangan kuliah pun iri dengan pekerjaan yang gw dapati sekarang. Dan belum tentu saat gw keluar nanti akan mendapat tempat kerja yang lebih baik dari ini.

2. Anak-anak kami berbeda

Alasan berikutnya adalah seluruh siswa di Dharma Utama. Pengalaman 3 tahun gw mengajar di kota besar, kurang lebih gw menemukan banyak karakter para siswa. Bahkan merasakan sendiri bagaimana para pelajar saat gw juga menjadi seorang siswa. Kurang lebih karakter mereka sama. Tapi disini, gw menemukan anak-anak yang berbeda. Berbeda bukan hanya dengan anak di kota, tetapi juga dengan sekolah lain yang masih satu kecamatan pun mereka juga berbeda. Anak-anak disini jauuuuuh lebih baik dan menyenangkan. Sempat membuat gw tertegun. Padahal mereka anak-anak yang tinggal di tengah hutan sawit, tapi perilaku mereka tidak primitif. Justru mereka lebih tau aturan daripada anak-anak yang sekolah di luar. 

Anak-anak yang terbiasa berbahasa inggris, meskipun hanya dalam berdoa, mengucapkan salam, dan meminta izin. Anak-anak yang sikap sosialnya boleh diacungkan jempol karena saling peduli satu sama lain. Anak-anak yang cerdas, kreatif dan mandiri karena cepat tangkap sehingga banyak prestasi yang mereka raih, baik dari akademik maupun non akademik. Meskipun hanya anak dari pelosok kecamatan paling ujung di Kutai Timur, tapi justru anak-anak kami mampu menorehkan banyak prestasi mengalahkan mereka yang dari kota. OSN, Pramuka, FLS2N, FLS2n, ah banyak sudah prestasi mereka. 

Mereka tidak mengenal senioritas. Mereka bermain dan berinteraksi satu sama lain, dari adik kelas sampai kakak kelas. Mereka semua sangat bersahabat. Saking bersahabatnya anak-anak disini, setiap ada anak baru yang datang pun, hanya cukup satu hari bagi mereka untuk beradaptasi. Dan bagi mereka yang telah lulus dan pindah sekolah pun, masih sering merindukan hangatnya suasana disini. Selain itu, mungkin sebelumnya mereka pernah berbuat nakal seperti merokok, bully, atau pergaulan bebas lainnya. Tapi ketika mereka telah menjadi siswa di sekolah ini, mereka mampu menerima arahan dengan baik sehingga mereka menjauhi segala bentuk kenakalan tsb. Saat anak-anak sekolah lain ditinggal gurunya, mereka mendapatkan tugas, pasti banyak siswa yang justru melalaikan tugas tsb karena aji mumpung tak ada gurunya, tapi di sekolah ini, tidak akan pernah ditemukan keadaan seperti itu. Mereka sangat bisa mengemban tanggjung jawab sebaik mungkin. Rasa sopan dan hormat mereka terhadap guru pun nomor wahid. Bupati lewat, mereka kacangin, tapi saat gurunya lewat, mereka akan kejar guru tsb hanya untuk sekedar mengucap salam.

Anak-anak kami yang berbeda. Anak-anak yang bisa dijadikan sahabat, anak-anak penurut yang sehat dan menyenangkan, anak-anak yang bertanggung jawab, dan anak-anak yang sulit untuk dilupakan. Sesuntuk apa pun saya, saat saya sudah berhadapan dengan kalian, bersenda gurau, mendengarkan cerita kalian, saat itu suntuk saya pun seakan enggan untuk menghantui saya. Saat saya sedang rindu ingin pulang, saya tahu bahwa ada banyak orang yang akan lebih merindukan saya disini ketika saya memilih untuk pulang, ya itu kalian. Meskipun tugas saya adalah mengajar kalian, tapi saya juga banyak belajar dari kalian. Tetap sehat dan tetap membanggakan ya! Saya bertahan disini untuk kalian.

3. Orangtua, kakak, dan sahabat.

Selain anak-anak, masih ada orang-orang yang membuat gw harus tetap memilih bertahan. Mereka adalah teman-teman seperjuangan disini. Dari merka lah gw banyak belajar tentang kehidupan orang dewasa, dan tentang dunia kerja. Disini bukan pengalaman kerja pertama gw, tapi disinilah gw merasakan yang namanya kerja sungguhan. Karena disini gw tidak perlu lama beradaptasi dan langsung berbaur dengan suasana disini, sehingga saat bekerja pun menjadi sangat totalitas. Lingkungan teman-teman di sekolah sangat menyenangkan. Semuanya sangat bersahabat, baik dari guru, TU sampai OB, tidak ada yang membedakan kami dalam urusan pergaulan. Bahkan pertemanan ini pun juga berlangsung di kehidupan di luar sekolah. Disini kami saling menguatkan dan mendukung satu sama lain. Padahal gw jauh dari keluarga dan teman-teman disana, tapi disini gw jarang homesick, karena suasana kekeluargaan disini. Gw punya orang tua, kakak dan sahabat.

Untuk Bunda Mariani, teman serumah ku yang paling baiiiiik dan pengertian. Berkat Bunda, aku tetap merasakan perhatian seorang ibu karena petuah-petuah dan wejangan yang bunda berikan. Nasihat bunda dan pengalaman hidup yang sering bunda ceritakan, ku jadikan pelajaran bagi kehidupan ku ke depan. Bunda yang baik hati, yang sering ku icipi masakannya, membuat ku bisa merasakan kembali masakan rumahan yang membuat aku teringat akan ibuku. Berkat bunda juga aku jadi bisa belajar masak sedikit-sedikit dan bisa gantian masakin bunda hehe. Terimakasih bunda, bunda juga lah yang sering ingetin aku untuk jangan menyerah disaat aku sedang terpuruk dengan kerjaan dan suasana kantor. Bunda yang terus menyemangati aku agar aku terus berjuang dan tetap bertahan.

Untuk Miss Della, kakak ketemu gede. Saat pertama dekat, kita sadar bahwa kita seakan bercermin. Banyak sekali sikap dan sifat kita yang sama. Bedanya, miss dell msh banyak sikap baiknya, aku lebih banyak buruknya haha. Karena Miss Dell aku jadi ngerasain punya kakak sesungguhnya. Miss Dell melengkapi suasana rumah disini dengan menjadi sesosok kakak yang baik dan perhatian buat aku. Rumah kita udah kaya rumah keluarga beneran ya, ada Ibu dan ada kakak/adik hoho. Miss Dell adalah salah satu alasan aku bertahan disini. Bahkan kita sempat berjanji bahwa kalau salah satu kita keluar, yang lain pun harus keluar juga saking kita tidak bisa hidup tanpa satu sama lain. Miss Dell yang bikin aku betah dan nyaman, karena Miss Dell aku jadi kenal banyak teman disini dan juga sering diajak jalan-jalan biar gak jenuh. Miss Dell layaknya seorang kakak sungguhan karena Miss Dell itu bisa banget diandelin dan perhatian betul sama aku. Meski gak jarang juga Miss Dell itu nyebelin dan sering banget berantem sama aku, malah terkadang Miss Dell seperti adeknya, dan aku kakaknya kalau miss Dell lagi kumat manjanya. Miss Dell, meskipun nanti Miss Dell nikah sama Prio, aku harap Miss Dell tetap mau jadi kakak ketemu gedenya aku yaaaa. 

Untuk Miss Pungki, my another sister, kakak ku yang paling baiiiiiik sejagad raya, kakak yang paling pengalah, dan penurut, bahkan paling sabar kalau aku kerjain hehe. Miss Pung, melihat Miss Pung aku juga seperti becermin karena kita memiliki beberapa sifat yang sama, yaitu Pengalah. Tapi makasih yah miss pung, karena akhirnya aku bisa sedikit ngerasain yang namanya egois karena miss pung masih bersedia mengalah buat aku. Miss Pung juga sering mensuport aku biar aku terus berjuang. Kita saling menguatkan satu sama lain. Miss Pung telah menujukan aku bahwa masih ada orang sebaik miss Pung di kehidupan nyata ini. Tetap rendah hati ya Miss Pung. Aku yakin kebaikan hati Miss Pung pasti akan berbuah manis. 

Untuk Pak Tendi, abang ku yang bawel tapi paling perhatian. Pak Ten adalah salah satu orang yang membuat ku sangat nyaman bekerja di kantor SMP. Kekonyolan dan kejahilan Pak Ten sukses menghiburku dan membuat ku tidak pernah bosan untuk bekerja. Meski begitu, Pak Ten akan berubah menjadi orang yang sangat serius saat aku ada masalah. Pak Ten menjadi pendengar setia ku saat aku ingin mengeluarkan seluruh unek-unekku, maaf ya Pak Ten jadi tempat sampah ku buang unek-unek hehe. Sama seperti Miss Dell, aku dan Pak Ten pun seakan satu paket. Mungkin kami bergantung satu sama lain. Aku juga bingung loh Pak Ten, kenapa dan kapan kita bisa sedekat ini. Saking dekatnya, kita sering banget berantem. Kalau sudah berantem sama Pak Ten, hatiku kayaknya sakit betul, soalnya jujur aja aku sangat bergantung dengan Pak Ten. Jadi kalau Pak Ten marah sama aku, aku nya nyesek, kayak ga punya temen, padahal saat itu pun sebenernya kau masih ada teman-teman yang lain, pokoknya kayak ada yang kurang haha. Makanya Pak Ten, jangan sering-sering marah sama aku. Nanti akunya kurus, soalnya nyesek terus hehe. Aniway, Terimakasih ya Pak Ten sudah berusaha untuk betah disini, karena itu, aku juga tetap betah dan bertahan disini. Semoga Pak Ten dan keluarga sehat selalu.

Untuk Teteh Vera, teteh yang paling galak tapi baiiik hatinya. Teteh juga menjadi salah satu alasan aku bertahan. Itu semua karena masakan teteh haha. Nggak deng, aku bertahan karena aku nyaman sama teteh. Teteh sering belain aku kalau aku di bully sama Pak Ten dan Miss Dell, meski gak jarang juga aku yang sering kena omel teteh. Teteh juga ngajarin aku banyak hal, seperti bikin cireng dan seblak, jadi aku bisa masakain itu buat orang-orang rumah. Teteh juga udah jadi temen aku cerita. Meski aku jarang ngontak teteh, tapi kalau ketemu langsung, akan ada banyak hal yang bisa aku ceritain ke teteh. Teteh, aku gak bisa bayangin sebenarnya saat teteh pulang nanti untuk melahirkan. Karena yang membuat aku betah dan bertahan disini adalah salah satunya saat aku suntuk dengan pekerjaanku, aku pasti akan pergi ke rumah teteh untuk sekedar membuang penat. Apalagi nanti teteh akan pulang setahun lamanya, entah setahun itu aku mau kemana saat suntuk nanti. Tapi tenang teteh, yang penting buat aku, teteh, diara, dan bayinya sehat selalu. Paling nanti aku pinjem Pak tendinya yaaaa buat nemenin aku ngilangin stress kalau suntuk hehe.

Untuk kakak-kakakku yang lain, Ms. Dian, Bu Tari, Ms.Chriss, Ms. Ira, Bu Dwi, Ms. Iyun, Bu Ami,Mam Lince, Ms.Intan, Pak Bona, Pak Rusdi, Pak Wid, Pak Nas, Pak Rijal, Prio, Pak Danang, Pak Heru, Pak Min, Om Anto. Kalian juga adalah alasan kenapa aku bertahan. Bu Tari yang bisa kujadikan tempat sharing soal kerjaan, dan tempat belajar banyak tentang pekerjaan yang sedang ku jalani. Miss Chriss dan Miss Ira yang telah menjadi kawan bermain ku di kantor SMP, yang selalu menghiburku dengan gurauan "Bolotnya". Banyak kenangan bersama kalian, aku ingat betul kebaikan hati Ms.Chriss di hari pertama aku kerja dengan memberikan bekalnya buat aku karena aku belum catering, terus dengan Ms.Ira, aku sering diajak olahraga sama Ms.Ira, kita bukan hanya sekedar olahraga, tapi juga belajar olahraga. Karena Ms. Ira aku jadi bisa sedikit main pingpong hehe. Pak Nas dan Pak Rijal yang sering aku repotin atau lebih tepatnya sering aku kerjain haha. Kita sering betul berebut makanan, pokoknya aku nggak mau kalah loh yaaa hihi. 

Miss Dian dan Mam Lince, kakak-kakak ku yang paling dewasa, tapi nggak jarang juga sih kekanak-kanakannya hoho. Aku itu susah sebenarnya dekat sama yang jauh lebih tua. Tapi entah kenapa aku nyaman banget bergaul sama Ms Dian dan Mam Lince. Makasih yaaaa untuk Ms Dian dan Mam Lince yang baik hatinyaaaa yang selalu mau respon becandaan ku hehe. Bu Dwi dan Bu Ami, duo TU yang lucuuu dan baik hati, temen ku ngobrol saat aku sedang jenuh di kantor SMP. Maaf yaaa sering ku cekokin film korea, jadinya kerjaanya sempet terabaikan hehe. Pak Danang, Ms Iyun dan Ms Intan, yang lembut, ramah, dan baik hati. Makasih telah menjadi salah satu teman yang baik meskipun kita jarang berinteraksi hehe. Pak Bona, pak bos yang asyiiik binggo. Maaf yak Pak Bona, aku sama Miss Dell suka iseng sama Pak Bona hehe. Pak Rusdi, Pak Min, dan Pak Heru, Ob Sekolah yang menyenangkan dan lucu. Maaf yaaak bapak-bapak sekalian kalau aku sering ngerepotin hehe. Terimakasih juga kalian selalu mau ngebantu aku dan sudah menjadi salah satu teman ku yang baik disini. On Tanto yang ramah, terimakasih sudah mau kita repotin kalau tanggal gajian tiba hehe.  Pak Wid, teman seperjuangan pertama ku disini, banyak yang ku ambil dari Pak Wid, khususnya pengalaman pak Wid dan ketrampilan Pak Wid, Pak Wid adalah guru terkreatif dan berprestasi yang pernah ku kenal. Semoga Pak Wid sehat terus yaaaa. 

Dan terakhir untuk Prio, si anak baru yang tengil tapi perhatian. Kita seumuran, makanya kita sering berantem dan bahasa kita pun non formal. Tapi Prio itu baiiik banget, sering ngebantuin gw. Sabar banget kalau gw marah, abis lu sih nyebelin betul. Tapi makasih yaaa yooo, kebaikan dan perhatian lu semata-mata juga untuk berusaha biar gw betah. Tenang aja yoooo, selama lu gak monopoli Ms. Dell, gw bakalan tetep betah kok haha

Pada akhirnya, dengan kesolidan guru-guru DU, kita bisa menciptakan kenyamanan sendiri. Meskipun kita ga boleh keluar site, tapi kita bisa menikmati liburan ala kita sendiri seperti ngumpul-ngumpul dan masak-masak. Terus juga sebesar apa pun tekanan yang kita hadapi, kita selalu berjuang bersama dan saling menguatkan satu sama lain. 

Jadi, begitulah alasan-alasan kenapa gw harus tetep berusaha untuk betah dan bertahan disini. Cukup 3 alasan, tapi di dalamnya banyak makna cukup membuat gw untuk terus melanjutkan perjuangan disini. Memang, masih ada keinginan gw untuk mencoba pengalaman di luar sana dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Mungkin suatu hari, gw pun tetap harus pergi meninggalkan suasana disini, tapi gw pun berharap itu untuk waktu yang masih lama lagi.





Selasa, 23 Agustus 2016

Posting!

Lohaaa fellas! sudah lama gak post. Padahal banyak banget yang mau gw ceritain, tapi buat mulai buka laptopnya itu loh males betul. Jadi sekarang kalau mau cerita-cerita, langsung aja di status fb dan instagram, ngepostnya dari hape. Makanya jadi agak alay gitu tiap apdet, panjang betul kaya bikin cerpen haha. Tapi selama masih ada yang menikmati setiap tulisan gw di sosmed, gw nggak akan pernah kapok meskipun ada sekian banyak orang juga yang sering nyindir status ala cerpen itu. Toh konten yang gw tulis dalam status atau postingan di sosmed tersebut pun tidak mengandung SARA, intimidasi, ataupun berbau porno. 

Cuma yaaa memang gw tau sih panjangnya tuh status mungkin sedikit mengganggu beberapa penikmat beranda facebook ataupun home instagram. Tapi ya balik lagi, gw gak bakal peduli, gw paling hanya mengurangi intensitas posting ketimbang harus mengurangi isi dari postingan tsb. Karena ternyata ga sedikit juga loh orang yang menikmati setiap cerita yang gw share dalam fb maupun instagram. Gw bukan tipe orang yang bisa berkata bijak yang bisa membuat status bijaksana, gw hanyalah orang ekspresif yang senang bercerita, meluapkan perasaan dan senang berbagi pengalaman lucu. Makanya apa yang gw rasain dan alamin, dan menurut gw itu layak buat diabadikan dalam tulisan, pasti langsung gw post. 

Rasanya senang betul waktu mereka merespon tiap postingan yang gw share. Ada yang bilang postingan gw lucu, ada juga yang tertarik sama setiap kisah yang gw share, bahkan ada yang terang-terangan bilang selalu menantikan postingan gw di home facebook. Makanya, walaupun ada seribu orang yang bilang gw alay atau lebay karena postingan yang panjang, gw gak akan berhenti posting meskipun hanya ada 1 atau 2 orang yang respon. 

ummmm. cukup sekian dulu yaaaa basa-basinya... gak tau juga mau nulis apa, yang penting posting hehe

Senin, 18 April 2016

duaribulimabelas

Dua ribu lima belas. Tahun titik baliknya kehidupan dari seorang Ririn. Tahun puncaknya perjuangan dan tahun berbuahnya hasil perjuangan. Banyak cobaan, kegagalan, dan pengorbanan yang harus gw lalui. Tapi gw selalu yakin bahwa kerja keras, usaha, doa, dan kesabaran tidak akan sia-sia *cielaaaah. Dan alhamdulillahnya semua telah terbukti pada tahun duaribulimabelas. 
Sempat kecewa sih saat gagal sidang skripsi di tahun sebelumnya, apalagi cuma karena masalah sepele yah meskipun emang salah gw sendiri sih hehe. Tapi untungnya kekecewaan itu tidak membuat gw menyerah begitu aja. Ya kali seorang ririn harus nyerah sama keadaan. Akhirnya pun gw bisa lulus ditahun berikutnya dengan hasil yang sangat memuaskan dimana gw bisa menjadi peserta sidang dengan hasil tertinggi, dan masuk dalam empat besar IPK terbaik di jurusan dengan mendapat predikat cumlaude *prok-prok-prok. Seandainya aja nih ya gw sidang duaribuempatbelas, gw nggak yakin bisa mendapatkan itu semua karena pasti hasil sidangnya nggak bisa maksimal karena dikejar waktu yang mepet dan lagi saingannya lebih banyak dan lebih jago cyiiiiiiin haha

Yang membuat gw berbahagia lagi adalah setelah kekecewaan gw ditinggal oleh beberpa teman seperjuangan yang sidang duluan, justru di duaribulimabelas, gw mendapatkan teman-teman seperjuangan yang lebih solid dan tidak saling meninggalkan. Gw bisa belajar dari pengalaman sebelumnya, bagaimana rasanya saat ditinggalin. Maka gw pun memutuskan untuk mengeratkan diri (lem uhu kali ah) pada teman-teman yang tertinggal lainnya untuk tetap berjuang dan berjalan bersama tanpa harus saling meninggalkan. Disitulah nikmat aslinya berjuang bersama-sama dengan teman-teman untuk meraih kelulusan sebenarnya, sehingga ketika sampai pada gerbang wisuda, kita benar-benar berbahagia bersama tanpa harus merasa tidak enak dengan yang lain.

Puncak perjuangan selanjutnya adalah dalam hal karir. Sebelumnya gw sudah bekerja secara freelance di dua tempat berbeda. Hampir setahun gw kerja disana sambil bolak-balik ke kampus untuk mengurus kelanjutan sidang dan skripsi. Tapi selama hampir setahun itu, jarang sekali gw merasa nyaman. Gw hanya merasa nyaman disaat-saat tertentu aja. Bukan karena pekerjaanya sih, tapi karena lingkungan kerjanya. Mungkin saat itu gw nya aja yang terlalu introvert sehingga rekan kerja juga sungkan buat dekat sama gw. Hal tersebut yang membuat gw sering berpikir untuk mencari tempat kerja lain. Ditambah lagi dengan tuntutan orang tua yang memandang gelar sarjana gw untuk segera mendapat penghasilan yang tetap dibanding terus melanjutkan kerja freelance ini. Yang membuat gw semakin galau adalah akhirnya gw bisa menjadi lebih dekat dengan rekan-rekan kerja dan sudah mulai merasa nyaman. Tapi (memang lagi-lagi rezeki) secara tiba-tiba, di siang hari pada bulan ramadhan, gw mendapat panggilan kerja di salah satu perusahaan kelapa sawit yang pusatnya berada di Pulo Gadung. Itu yang buat galau, disaat nyaman eh malah dapet tawaran lain haha.

Tapi menjadi berkah bagi gw sendiri, panggilan kerja di perusahaan tersebut menjawab semua kegalauan gw dan mengembalikan gw pada semua cita-cita lama, mengajar dan merantau. Sampai akhirnya gw tiba di Muara Wahau, Kutai Timur, Kaltim. Gw kerja sebagai guru IPS dan PKN. Awalnya gw sempat ragu, takut pengalaman sebelumnya terjadi. Gw sulit berinteraksi dengan orang baru apalagi kalau gw yang jadi orang barunya. Tapi lagi-lagi rezeki gw, gw ditempatkan kerja bareng rekan-rekan kerja yang sepantaran dan sangat terbuka dengan orang baru. Hanya dalam waktu seminggu gw bisa dekat dengan semua rekan kerja tanpa saya harus menjadi introvert kembali. Gw juga sangat senang ketika salah satu keinginan gw terpenuhi, yaitu mencoba hidup berbagi rumah dengan orang lain. Syukurnya, temen serumah gw pun sanga kooperatif dan menyenangkan. Alhasil, selama di wahau pun gw jaraaaaaaaaaang banget homesick hoho.

Selama kerja jadi guru disini, iya sih gw sempet kaget sama sistem kerjanya. Asli, gada istirahatnya acan. Banyak banget kegiatannya. Kerjaan gw pun numpuk-numpuk disini. Tapi gw ambil positifnya aja, setelah gw kerja disini gw bisa loncatin temen-temen gw yang udah kerja duluan. Secara disini gw udah ngerasain deh kerjaan guru, karyawan, TU, sampe OB. Disini, selain ngajar mapel PKN dan IPS, gw harus jadi admin web, pendamping ekskul, bendahara BOS, moderator tiap rapat, pendamping lomba, orang tua asuh kelas 9, jadi event organizer, evaluasi karyawan dan ngurusin konsumsi segala acara termasuk saat ada tamu gw yang harus siap nganterin konsumsi. Jadi guru ataupun karyawan, semua gw jabanin sekaligus. Apalagi disini gw langsung ngajar kurtilas booook. Langsung ngerasain yang namanya pelatihan dan UKG.

Alhamdulillah dalam duaribulimabelas semuanya bisa gw kerjain dengan baik. Untuk evaluasi karyawan, alhamdulillah gw lulus dengan result yang memuaskan. Gw evaluasi 2x untuk menentukan apakah gw layak untuk dijadikan karyawan tetap dengan masa training 5 bulan. Selama 2x evaluasi, yang nanganin gw langsung bos-bos besarnya. temen-temen guru lain paling banyak itu evaluasi ditanganin oleh 7 orang. Malah biasanya cuma 3-5 orang. Giliran gw dan temen guru barengan gw, kita selalu langsung ditanganin 11 orang selama 2x evaluasi itu. Seluruh bos besar turun cyiiiiin. Kata kepala sekolah, presentasi kita menarik dan progres kita bagus makanya banyak bos besar yang turun untuk melihat bagaimana prospek kita di perusahaan ini. Alhamdlilah banget lihat respon dan respek mereka hehe. 

Selain keberuntungan di perusahaan, gw juga dapet keberuntungan di dunia pendidikan. Alhamdulilah, gw satu-satunya guru SMP di sekolah gw yang bisa ikut UKG online di kabupaten. Dan alhamdulillahnya lagi hasil sangat tidak mengecewakan uhuuuuy. Nilainya emang gak bagus-bagus amat. karena masih di bawah 80. Total nilai gw adalah 78,8. Dan ternyata gw adalah guru satu-satunya yang lulus UKG online sekabupaten dan merupakan peserta peringkat pertama sekabupaten. MasyaAllah! Berkah duaribulimabelas banget!

Puncaknya sih di akhir tahun, dimana prediksi gw itu ga bisa balik ke bekasi, akhirnya dengan drama dan kisah klise yang nggak kalah panjang, gw pun diperbolehkan cuti pulang. Ya itu lah puncak kebahagiaan gw, setelah setengah tahun pisah, akhirnya dipenghujung tahun bisa ketemu keluarga, sahabat, dan kerabat yang paling gw rindukan. Dan mereka sukse menutup tahun gemilang gw dengan indah. Terimakasih duaribulimabelas!