Jumat, 17 Oktober 2014

Surat untuk Masa Depan(ku)

Untuk mu, yang masih terus ku sebut dalam doa..

Hai, sedang apa kamu sekarang?

Aku sedang membayangkan dirimu sekarang sedang tertidur. Ya karena memang saat ini aku menulis surat ini pada pukul 2 dini hari hehe. Aku masih berusaha untuk bersabar agar bisa melihat tidurmu dengan wajah tanpa dosa mu. Aku ingin segera memijit dahi mu agar tak ada kerutan sehingga kau bisa lebih rileks dan tidur lelap. Aku akan selimuti diri mu agar dingin tak menusuk tulang mu, sehingga keesokan harinya kau dapat kembali menjadi tulang punggung keluarga yang kokoh yang paling aku banggakan, sebagai tulang rusukmu.

Aku selalu membayangkan bagaimana nanti kita akan bertemu. Apakah akan lucu, romantis, atau justru ternyata kau dan aku adalah orang yang sudah saling mengenal sejak dulu.Jujur saja, pertemuan itu selalu ku nanti-nanti, aku lah orang selalu merindukan itu. Mungkin kau tidak. Mungkin saja masa depan karir mu, dan masa-masa muda dengan teman-teman mu sedang kau nikmati saat ini. Begitulah laki-laki, namun aku yakin pada saat kita bertemu dan berkomitmen kau akan menempatkan aku paling utama dalam segala hal, sebagaimana aku yang tidak sabar ingin segera menghormatimu dan mencium tangan mu sebagai tanda baktiku pada suami. 

Sesungguhnya aku tak sabar ingin mengajakmu jalan-jalan. Travelling dan wisata kuliner, sesuai dengan hobby ku. Kita akan lebih banyak mengunjungi pantai dan melihat pergantian hari berdua ketika senja. Sama-sama memastikan bahwa hari ini dan esok kita masih terus bersama. Kita cicipi seluruh kuliner yang kita lewati, sate, dimsum, ayam bakar, pizza, tongseng, sushi.. Banyak memang, tapi tak usah takut gemuk, sayang. Kita cicipi semua sepiring berdua.Selain biar lebih romantis, agar dompetmu juga tidak akan ikut kurus kan haha. 

Mungkin saat itu aku masih belum pandai memasak. Keahlian ku di dapur hanya bisa berkreasi dengan "mie". Tapi tenang saja, aku tidak akan meracunimu dengan hanya selalu mengonsumsi itu.Akan ku prioritaskan kesehatan kepala keluarga ku dengan membeli semua sayur dan ikan di pasar. Aku akan lebih rajin lagi membaca buku resep. Barang kali kau sudi membantu ku di dapur berperang dengan minyak, penggorengan, pisau, dan cobek.

Aku yakin kau tak jauh berbeda dengan lelaki pujaan ku lainnya, ayah ku. Ketika aku sedang memasak, lalu gasnya habis. Kau lihat aku cemberut di depan wajan penggorengan. Dari jauh kau tersenyum dan segera menghampiriku dengan gas yang baru lalu mulai memasangnya. Ketika ku sedang berkendara di jalan raya, kau akan tersentak ketika aku mengabarimu bahwa ada masalah yang terjadi pada kendaraanku. Tak peduli saat itu kau dimana, hanya hitungan menit kau sudah ada di depan mata ku. Hanya dengan senyuman, kau usap kepalaku seolah ingin memberi tahu bahwa aku sudah bisa tenang karena pahlawan ku sudah datang.

Kau begitu sempurna dimataku. Tapi aku tak dapat begitu untuk mu. Aku tak pandai memasak, tak pandai bersolek, bahkan untuk mengurus rumah tangga pun kau sering turun tangan. Tapi kau selalu pandai membuat keadaan berbalik. Masakan ku yang sangat biasa menjadi enak hanya karena senyumanmu sebagai wujud penghargaan pada masakanku. Aku yang tidak cantik dan gemuk ini berubah menjadi teddybear yang manis begitu kau peluk dan kau cubit pipi chubby ku sambil berbisik, "cantik". Ya, mungkin aku tak sehebat, dan tak secantik wanita di luar sana, tapi aku berani jamin kepada mu, wahai calon suami ku, Kesetiaan dan loyalitas ku adalah nomor wahid. Aku bukan wanita yang mudah jatuh cinta, apalagi berpaling. Jadi kau tak perlu takut ku khianati. Aku bukan wanita yang menginginkan mas kawin berlian.Jadi kau tak perlu takut aku tinggalkan ketika hanya seperangkat alat sholat yang kau sediakan. Aku adalah wanita paling penyabar, Untuk bertemu dengan mu saja aku tak mencoba melangkahinya dengan pria lain. Ya mungkin hanya itu yang bisa kau banggakan pada diri ku.

Setiap pagi kau pergi mencari rizky, Aku pun demikian, mencari tambahan untuk tabungan. Tapi tenang saja, dapat ku pastikan aku tetap akan mengantarmu berpamitan di depan pintu, dan aku pula yang tiba duluan dan menanti kedatangan mu di depan pintu.

Kadang kita bisa menjadi monster satu sama lain. Kau muak dengan kebawelan ku, dan aku kesal dengan segala amarah mu. Tapi berjanjilah ketika hal itu terjadi, cium aku sehingga aku menjadi diam, dan aku akan memelukmu untuk mendinginkan amarah mu. Tapi kadang pula kita akan berada pada posisi lebih parah dari sekedar menjadi monster, yaitu ketika kita menjadi Amerika Serikat dan Uni Soviet -Perang dingin. Mungkin saat itu kita sama-sama lelah dengan keegoisan masing-masing, sudah tidak tahu lagi apa yang masih bisa dibicarakan. Harus ku ingatkan dari sekarang, yang perlu kita lakukan hanya berbicara kepada Allah. Mengapa Allah mempertemukan, mengapa kita yang harus menghancurkan. Maka Allah saat itu akan menuntukan kita kembali pada rasa kasih sayang dan perdamaian.

Maka bersediakah kamu menjadi kawan terbaiku membangun masa depan? Jadi orang yang aromanya selalu ku hirup setiap malam. Pria yang namanya tak pernah absen kusebut dalam sujud dan tangkupan tangan.Kita akan memulai semuanya dari nol. Barangkali kita tak akan langsung hidup nayaman.Rumah kontrakan sederhana juga sudah cukup membahagiakan.

Sudikah kamu jadi bapak dari anak-anakku? Mereka yang akan kita dewasakan bersama. Nyawa-nyawa baru yang akan membagi kasih sayang kita.Oh tidak, kita yang harus menambah kasih sayang kita.

Akankah kau mengizinkanku mengubah nama belakangku dari "Widiatno" menjadi nama belakangmu? Menjadi pribadi terhormat yang mengandung anak dari benihmu.

Maukah kau menghabiskan masa denganku? Dengan rendah hati menerima segala kekuranganku. Betapa aku akan bahagia saat akhirnya bisa jadi orang oertama yang kau lihat setiap membuka mata.

Kita akan menua bersama, ditemani tawa dan kerut yang makin nyata. Berjanjilah, tak peduli nanti kita berselisih paham, atau kekurangan uang, bahkan saat anak-anak kita berulah dan menyusahkan- kau dan aku akan kembali saling menatap untuk menemukan keyakinan: kita akan tetap baik-baik saja.

Relakah priaku, jika kau kudampingi sampai surga?

Sayang, dari 3,4 Miliar pria diluar sana: aku berharap kamu ada. 




Sampai Kelak Kita Bertemu,
Kamu, masa depanku

Dari Calon Istrimu.



Sabtu, 06 September 2014

Kerja, kerja, kerja

Usia gw udah kepala dua, kuliah gw juga udah mau lewatin tahun keempat, itu tandanya gw udah mulai dewasa (tapi masih jomblo). Meski kuliah belum selesai, tapi karena tuntutan orang tua, gw udah mulai sibuk-sibuk cari kerja sana-sini. Sebenarnya gw juga gak mau cari kerja dulu sebelum punya ijazah kuliah, tapi mau gimana lagi. Gw udah terlanjur ngecewain ayah ibu karena gajadi lulus tahun ini. Sedangkan harapan mereka ke gw sebagai anak pertama adalah segera lulus dan segera bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Apa mau dikata, kebutuhan hidup terus bertambah, ditambah dengan hadirnya zio yang butuh pampers dan susu, jadilah gw bulan-bulanan mereka untuk menjadi salah satu penyokong ekonomi keluarga. Sehingga untuk menghibur mereka yang sudah terlanjur kecewa, gw yang belum lulus ini terpaksa surfing-surfing internet untuk mencari secerca cahaya kebahagiaan orangtua dengan bekerja. Katanya boleh kerja apa saja, walaupun gaji gak seberapa, yang penting ayah dan ibu udah gak perlu ngongkosin gw lagi. Selain dari faktor keluarga, yang memotivasi gw untuk cari kerja adalah kata-kata pacar kakaknya temen gw.
 "Cari kerja dari sekarang sebelum lulus kuliah, jadi pas udah lulus nanti kita bukan lah pengangguran. Karena mereka yang sedang menunggu kelulusannya sebenarnya bukan calon sarjana tapi calon pengangguran. Kalau kita sudah bisa cari kerja dari sekarang selagi masih menjadi status mahasiswa, kita jadi tidak pernah merasakan status sebagai pengangguran"
Nah kalimat itulah yang membuat gw semangat cari kerja bukan hanya untuk keluarga, tapi juga untuk diri sendiri. Setidaknya sampai menunggu sidang, dan wisuda, gw dapat mengisi waktu gw untuk hal yang produktif. Yang penting skripsi gw kan udah selesai hehe. Jadi ada hikmahnya juga gw gak jadi lulus tahun ini, karena ini menjadi cambukan untuk gw dapat bergerak lebih cepat dari biasanya, bahkan dari yang lainnya.

Dan see! Bener aja, sebelum temen-temen gw lulus wisuda, gw udah dapat kerja hehe. Lulus boleh duluan, tapi untuk mencari kesuksesan, waktu tak lagi menentukan. Ya meski gw kerjanya bukan hal hebat sih ehehe tapi setidaknya gw punya kesibukan yang 'menghasilkan'. Oke sekarang gw mau lanjut cerita mengenai tempat-tempat kerja gw. Tempat-tempat kerja? Banyak?. Cuma dua kok guys! hehe. Alhamdulillah dalam satu waktu yang bersamaa gw dipanggil oleh dua tempat, dan dua-duanya sama-sama jauuuuuuuh haha.

SMS Panggilan

Salemba Group

Salah satu bimbingan belajar dibawah naungan para alumni UI. Gw ngelamar disana sebagai Tentor Honorer Sosiologi. Pertama kali tes, gw gak bilang-bilang sama ibu, jadinya ya gak mulus. Gw nyasar dan telat. Ya begitulah kalau tanpa restu orangtua. Sebenarnya waktu ngelamar, gw pikir ini tempatnya di Salemba Matraman, eh ternyata di Kelapa Dua Depok, sedangkan gw gak pernah kesana dan gak ada gambaran sama sekali, jadi ya gitu untuk pertama kali datang, nyasar. Tapi akhrinya gw disuruh dateng lagi minggu berikutnya. Tapi kali ini gw izin sama ayah ibu supaya mulus haha. Alhamdulillah mereka juga dukung banget. Dan pergilah gw untuk tes di minggu selanjutnya. Tadinya gw pikir test nya itu formalitas, tapi ternyata test nya susaaaah. Soalnya sih gampang, cuma tiap jawaban yang kita buat harus dikasih alasan -___-. Belum lagi microteachingnya yang dinilai semua aspek. Gw pikir ya namanya microteaching, yg dinilai itu ya cuma cara ngajar dan komunikasi ke siswa aja, tapi materi dan penggunaan papantulis serta spidol juga menjadi perhitungan. Kalo microteaching sih gw cuma unggul suara gw yang kerasa, dan sikap komunikatif gw kata si penilai. Kalau soal materi masih ada yang salah, (iyalaaah orang tesnya dadakan, gimana gw nyiapin materi), terus penggunaan spidol juga salah. Ternyata spidol hitam untuk tulisan biasa, spidol biru untuk yang penting, sedangkan spidol merah untuk yang lebih penting atau intinya gitu deh. Selain itu papan tulis juga harus dibagi menjadi tiga bagian. Oke lah lumayan buat masukan gw ngajar nanti.

Nah point selanjutnya agar diterima kerja disini adalah waktu bisa kita mengajar, atau jam senggang. Kata si HRD, waktu bisa ini memiliki porsi terbesar dalam penerimaan pengajar disini. Sebenarnya gw cuma mau ngajar tiga hari aja, atau waktu minimal yang diberikan oleh SG. Tapi karena dibilang begitu, akhirnya gw tambah jadi empat hari. Tapi semua gw ambil sesi sore samppai malam. Karena kalau gw ambil yang siang takut bentrok saat gw ada kegiatan di kampus untuk keperluan sidang. Selain itu ada sesi wawancara, pertanyaanya sih lebih pada ke arah penempatan. Karena gw domisili di Bekasi, dak kebetulan SG tidak ada di Bekasi, jadilah gw ditanya soal kemungkinan ditempatkan di Cililitan, Kalisari, Cipayung, Arundina, atu di Kranggan-Cibubur. Katanya sih disana paling dekat sama Bekasi. Terus semua tempat itu gw sanggupin, meski pun gak ada yang tau dimana itu semua tempatanya. Apalagi Kalisari, Arundina, Cipayung? aduh gak ada gambaran sama sekali. Terus Cibubur? gw kesananya gimana? Ya tapi gw tetep stay cool dan bilang kalau ditempatin dimana aja gw sanggup karena ada motor, ya itung-itung untuk tambahan nilai juga gw biar gw diterima disini. Selain itu juga karena basic gw dari pendidikan IPS, kemungkinan gw diterima pun semakin besar karena ternyata mereka juga kekuranag guru IPS Terpadu untuk SD dan SMP. Singkat cerita akhirnya gw diterima setelah tiga kali bolak-balik ke SG Pusat yang ada di Depok tsb. Ternyata karena kesanggupan gw ditempatin dimana aja, jadilah gw bener-bener ditemaptin dimana aja, alias mobile, gak netep -___- Tapi ini resiko pekerjaan, lagian masalah alamat kan ada smartphone dan maps. Selama September ini gw ada jam ngajar di Kelapa Dua, Cibubur, dan Cililitan. Gw ngajar dari senin-kamis, dari jam 16.30 - 20.30. Jadi gw mesti jalan dari Bekasi jam 15.00, dan pulang sampai Bekasi lagi jam 21.30. Bismillah, Aku siap aku siaaap, aku kuat aku kuaaat. semoga berkah!


La Alfabeta Private Course

Selanjutnya di tempat kerja berikutnya. Gw ngirim lamaran ke Alfabeta karena dapet info dari kaskus. Yang bikin gw sangat tertarik adalah mereka mencari guru privat gambar. Yang ada di otak gw saat itu adalah "Hobby yang dibayar". Meski gambar gw gak bagus-bagus amat, dan soal teknik gw juga ga jago, tapi untuk ngajar anak-anak gw pun pede. Nah alhamdulillah akhirnya dapet panggilan dari sana. Tapi sayangnya, sebelum gw penuhi panggilan itu, gw udah fix diterima di SG. Jadi ragu untuk penuhi panggilan itu. Apalagi ternyata tempatnya di Cibubur. Tulisannya doang butuh Guru Bekasi, ternyata pusatnya di Cibubur. Lagi-lagi gw salah intrepetasiin tempat -__- Lanjut cerita, pada waktu yang dijanjiin, akhirnya gw gak dateng karena kecapekan karena sebelumnya abis tes di SG. Gw pikir yaudahlah emang bukan jalan gw di dunia seni. Namun ternyata pihak sana menghubungi gw lagi, bahkan meminta gw datang sesuai dengan kebiasaan waktu gw. Dan disini gw mulai goyah. Gak enak kalau sampai nolak dateng, secara dari sana udah ada etikat baik. Akhirnya gw janjin waktu yang gw bisa. Gw akan coba datang dulu, dan jujur mengenai keadan gw sekarang yang sudah jadi pekerja tempat lain. Setidaknya gw mundur pun juga dengan etikat baik. 

Singkat cerita akhirnya gw datang ke lokasi tersebut. Tempatnya ada di perumahan elit, tempatnya pun berbentuk rumah pribadi, berbeda dengan SG. Tapi rumah tsb sangat kental dengan hal yang berbau seni. Disana pun gw hanya disambut oleh dua pegawai, ya tempat itu sangat sepi. Baru datang, mereka sudah menyambut ramah dan bahkan sudah memanggil nama gw. Ternyata mereka benar-benar menunggu kehadiran gw. Gw disuruh ngisi data gitu, selain data juga ada pertanyaan-pertanyaan seputar hal pengajaran. Ada pertanyaan tentang cara menghadapi anak nakal, anak inklusi, anak balita, dll. Ya berhubungan dengan pengalaman gw PPL dimana ada anak inklusi dan anak nakalanya, serta pengalaman ngajar les privat di rumah dari tingkat PAUD sampai SMP, pertanyaan itu mudah saja gw jawab. Setelah selesai mengisi sola tsb, akhirnya gw dibawalah ke sebuah ruangan. Disana gw ditanya-tanya oleh kedua pegawai tsb. Sebut saja Mba Retrina dan Mba Mawar (lupa namanya). 

Pertanyaan mereka meningkatkan prestise untuk gw sendiri. Mereka menanyakan pengalaman dan kemampuan gw mengajar, ya gw jelasin semua dari ngajar di SMP 74 sampai ngajar privat di rumah. Terus mereka tampak senang karena ternyata gw menguasai bidang lain di luar Art. Sedangkan Alfabeta itu sendiri adalah lembaga les private tidak hanya seni saja, tetapi juga pelajaran. Sehingga gw tidak hanya bisa mengajar gambar saja, tapi pelajaran yang lain juga khususnya MTK, B.Ing, dan IPS. Selain itu dia menceritakan bahwa memang yang banyak dicari adalah guru-guru private untuk satu paket, maksudnya adalah guru private  yang bisa mata pelajaran apasaja dan ketrampilan lainnya, bahkan ada orang tua yang meminta mengaji sekalian. Nah mengaji! gw juga bilang bahwa gw juga pernah jadi guru ngaji, makin girang lah mereka haha. Apalagi ketika mereka menanyakan kesiapan gw mengajar bila tempatnya berada di luar bekasi, Cibububur misalnya. Gw sanggupin soal tempat, karena gw ada motor yang membuat mobile gw semakin mudah. Secara terang-terangan mereka menunjukan bahwa mereka telah menemukan apa yang selama ini mereka cari. Guru perempuan, Basic Pendidikan, Pengalaman mengajar beraneka karakter siswa, mampu seni dan pelajaran lainnya, bisa mengaji, dan yang paling penting ada kendaraan dan mau untuk ditempatkan dimana saja. Karena katanya, kebanyakan yang dicari adalah guru perempuan, sedangkan guru perempuan banyak yang terhalang  tidak bisa mobile. 

Tetapi sebelum terlalu jauh pembicaraan kita, gw pun jujur dengan kondisi bahwa gw sudah bekerja di tempat lain. Gw jelasin mengenai waktu kerja gw, tempat kerja, bahkan sampai ke sistem gajinya. Awalnya mereka kecewa, karena waktu gw ngajar adalah golden time-nya anak-anak private. Gw pun gak masalah kalau akhirnya gak jadi. Tapi seakan mereka gak mau ngelepasin gw, akhirnya mereka tetep mau mempertahankan gw dengan meyakinkan gw apakah gw bisa tetap mengajar di luar jam ngajar SG. Dan gw pun menyanggupi. Untuk lebih meyakinkan mereka lagi, gw akan bersedia ditempatkan dimana saja itu gak jadi soal, asalkan masalah waktu tetap cocok, apalagi tiap bulannya di SG gw bisa ngatur ulang jadwal ngajar gw. Dan akhirnya kita pun Deal. Sepulangnya darisana gw ga berhenti senyum. Gw seperti menemukan oasis di padang pasir. Menemukan orang yang ingin menemukan gw, that's it! Itu lah kepuasannya. Karena apa yang gw miliki dan apa yang gw mampu adalah berarti untuk mereka. Pertama, kemampuan gambar gw yang kepake untuk ngajar gambar, berikutnya pengalaman gw ngajar les yang kepake juga untuk ngajar private pelajaran, bahkan kemampuan mengaji juga berguna jika diperlukan, terus juga setelah diarahin les gambarnya nanti bukan hanya gambar, tapi semacem bikin prakarya gitu, nah ini lagi kedemenan gw bangeeeet hehe, terug gajisnya jg lumayan :p dan terakhir event! Jadi Alfabeta sering ada event seni gitu dari musik sampai gambar, jadi nanti gw bakal diajak untuk bantuin event mereka. Gw gak sabar kapan diadainnya event ini hehe. Ohiya sebelumnya gw juga di tes gambar. Di tes tiga kali, pertama gambar pake crayon dan gw memilih gambar orang, kedua gambar pake pensil warna dan gw memilih gambar gajah, selanjutnya ini susah, disuruh gambar pake cat air. Gw gak biasa pake cat air, dan gw jujur aja. Tapi katanya suruh coba dulu, akhirnya gw gambar yang mudah, yaitu bunga. Pas udah jadi, malah dipuji, katanya gw terlalu merendah bilang gak bisa pake cat air. Tapi emang iya sih hasilnya lumayan hehe. Untuk Job pertama, gw dapet jadwal ngajar gambar anak 4thn di Citragran Cibubur setiap Rabu jam 9. Sebenernya ada tawaran lain kaya ngajar MTK International School kelas 2SD, terus ngajar kakak-adik di daerah Citos, dan ngajar MTK kelas 6 di Citragran lagi, cuma masih nyocokin jadwal aja. Tinggal nunggu fiksasi dari ka Retrina, sang CS La Alfabeta. Semoga minimal salah satunya ada yang fix lagi hoho. Semangaaat!

AND NOW!

Udah seminggu gw kerja. Alhamdulillah sejauh ini lancar-lancar aja. Selama seminggu gw udah ke Arundina, Depok, dan Cibubur. Apalagi hari rabu kemaren, paginya ke Cibubur, siang pulang, jam 3 lanjut ngajar ke Depok sampai rumah lagi jam stengah 10. Untuk saat ini belum kerasa capek, apalagi gw udah biasa jalan jauh. Orang-orang sekitar gw agak meragukan karena menganggap itu jauh, mereka malah kasihan sama gw. Tapi buat gw yang sering jalan, segitu mah gak jauh. Mending suruh ke daerah Timur jakarta yang agak jauh daripada ke kota Jakartanya yang deket tapi muaceeeet. Lagian banyak jalan alternatif kok. Hikmahnya, gw jadi tahu seluruh jalanan jakarta timur. Termasuk jalan-jalan alternatifnya kalau mau ke Bogor, Depok, dan Cibubur. Lagi, gak perlu dikasihani juga sih, ya namanya kerjaan kita gak bisa pilih-pilih. Untuk saat ini gaji gw emang kecil, cuma cukup buat ongkos dan jajan, tapi ya gw kan jadi gak harus minta jajan sama orang tua lagi. Terus soal gaji, menurut gw pekerjaan itu bukan soal gaji, tapi loyalitas. Gak ada yang langsung kerja itu langsung enak, semua butuh proses. Nah proses itu yang kita lakukan dengan cara loyalitas.

Kalau pulang ngajar udah malem, yang gw rasa di motor bukan capek, tapi malah bangga. "Ini loh gw, malem-malem pulang kerja, perjalanan jauh, tapi masih tegar. Hebat kan gw" Haha. Gw bangga karena gw bisa survive sendiri, apalagi gw bisa nunjukin ke orang tua gw yang selalu nganggep gw anak manja dan hidup di ketek orang tua. Kali ini gw bisa nunjukin ketangguhan gw. Jujur aja sebenernya gw jg gak nyangka sih gw seberani ini. Berani ngelamar kerja sendiri, dan ngejalanin semuanya sendiri termasuk berinteraksi dengan orang baru sendiri. Secara gw daftar ulang SMP, SMA, bahkan sampai kuliah aja ditemenin Ibu mulu. Ibu yang repot tanya sana-sini haha. Alhamdulillah lagi-lagi semua karena cambukan itu yang bikin gw jadi berubah sejauh ini. 

Dan kalau boleh jujur, sebenernya kedua tempat ini adalah yang paling gw harapkan dari ngemalar-ngelamar kemaren hehe. Terus udah sempet hopeless juga, karena ngelamarnya dari awal puasa, terus sampai habis lebaran gak ada panggilan juga. Sekalinya beneran di panggil, eh waktunya berbarengan hehe. Kenapa gw mengharapkan SG? Karena disana gw lihat prospek kerjanya bagus, terus manajerialnya juga bagus. Selain itu ada kemudahan mengenai jadwal ngajar dan cuti. Soalnya gw masih mikirin tentang waktu untuk Sidang. Terus kalau di Alfabeta, ya karena indikasi "hobby yg dibayar" haha. Alhamdulillah sekarang gw malah kerja di dua tempat itu.

**Update
Ada sepupu gw yang menolak kerjaan di daerah Depok. Katanya jauh, kalau mau ngekos, gajinya pun ga seberapa, nanti malah habis buat bayar kosan. Terus ibu gw langsung nyontohin gw ke dia. Beginilah kira-kira katanya,
 "Kamu laki-laki lemah banget, ke Depok aja di bilang jauh. Soal gaji mah emang awalnya pasti kecil dulu tapi kan lama-lama naik juga. Tuh si Ririn, nyari kerja sampai ke Depok sama Cibubur, Kerjaanya dobel di 2 tempat, pagi sama sore, pulangnya malem pula. Dia ngejalaninnya naik motor, gak pernah tuh dia ngeluh. Itu pun kerja dia yang usaha sendiri gak ada bantuan siapa-siapa, mana gaji juga gak seberapa, tapi tante suruh keluar aja pas lulus nanti dan cari kerjaan yang lebih bagus, dia malah nolak. Dia bilang, syukur-syukur kalu betah, dia mau lanjut aja jadi karyawan tetap disana. Tuh kamu contoh, kerja nggak bisa langsung enak, semua pake pengorbanan. Coba aja lah dulu, kan lumayan buat pengalaman"
Gw jadi terharu hiks hiiiiks.

*** Update lagi
Kerja juga belum keliatan gajinya, tapi ayah gw udah ngambil motor atas nama gw. Katanya bayarnya setengah-setengah. Yaampun gaji gw ga seberapa, kalau boleh milih juga gw masih sayang sm motor gw yg lama. Ya mau gimana, namanya juga anak pertama, sepertinya mereka gak sabar lihat kesuksesan gw, maka kesannya jadi ngeburu-buru gini -___- yasudahlah motornya juga udah dateng, mau diapain lagi. Harus getol nyari tambahan duit nih dengan cara ngurangin main dan nambah jam ngajar...

Nasi memang sudah menjadi bubur,
Tapi kan masih bisa dimakan dengan mengolahnya menjadi lebih enak.
Gw emang gajadi lulus tahun ini, tapi gw masih bisa menjalani hidup 
dengan mengisi hidup ini dengan berbagai hal yang berkualitas 
sambil menunggu waktu kelulusan sejatinya tiba hehe. 

Finally, doain aku sukses ya teman-teman... hehe
:) :) :) :) :)