Senin, 18 April 2016

duaribulimabelas

Dua ribu lima belas. Tahun titik baliknya kehidupan dari seorang Ririn. Tahun puncaknya perjuangan dan tahun berbuahnya hasil perjuangan. Banyak cobaan, kegagalan, dan pengorbanan yang harus gw lalui. Tapi gw selalu yakin bahwa kerja keras, usaha, doa, dan kesabaran tidak akan sia-sia *cielaaaah. Dan alhamdulillahnya semua telah terbukti pada tahun duaribulimabelas. 
Sempat kecewa sih saat gagal sidang skripsi di tahun sebelumnya, apalagi cuma karena masalah sepele yah meskipun emang salah gw sendiri sih hehe. Tapi untungnya kekecewaan itu tidak membuat gw menyerah begitu aja. Ya kali seorang ririn harus nyerah sama keadaan. Akhirnya pun gw bisa lulus ditahun berikutnya dengan hasil yang sangat memuaskan dimana gw bisa menjadi peserta sidang dengan hasil tertinggi, dan masuk dalam empat besar IPK terbaik di jurusan dengan mendapat predikat cumlaude *prok-prok-prok. Seandainya aja nih ya gw sidang duaribuempatbelas, gw nggak yakin bisa mendapatkan itu semua karena pasti hasil sidangnya nggak bisa maksimal karena dikejar waktu yang mepet dan lagi saingannya lebih banyak dan lebih jago cyiiiiiiin haha

Yang membuat gw berbahagia lagi adalah setelah kekecewaan gw ditinggal oleh beberpa teman seperjuangan yang sidang duluan, justru di duaribulimabelas, gw mendapatkan teman-teman seperjuangan yang lebih solid dan tidak saling meninggalkan. Gw bisa belajar dari pengalaman sebelumnya, bagaimana rasanya saat ditinggalin. Maka gw pun memutuskan untuk mengeratkan diri (lem uhu kali ah) pada teman-teman yang tertinggal lainnya untuk tetap berjuang dan berjalan bersama tanpa harus saling meninggalkan. Disitulah nikmat aslinya berjuang bersama-sama dengan teman-teman untuk meraih kelulusan sebenarnya, sehingga ketika sampai pada gerbang wisuda, kita benar-benar berbahagia bersama tanpa harus merasa tidak enak dengan yang lain.

Puncak perjuangan selanjutnya adalah dalam hal karir. Sebelumnya gw sudah bekerja secara freelance di dua tempat berbeda. Hampir setahun gw kerja disana sambil bolak-balik ke kampus untuk mengurus kelanjutan sidang dan skripsi. Tapi selama hampir setahun itu, jarang sekali gw merasa nyaman. Gw hanya merasa nyaman disaat-saat tertentu aja. Bukan karena pekerjaanya sih, tapi karena lingkungan kerjanya. Mungkin saat itu gw nya aja yang terlalu introvert sehingga rekan kerja juga sungkan buat dekat sama gw. Hal tersebut yang membuat gw sering berpikir untuk mencari tempat kerja lain. Ditambah lagi dengan tuntutan orang tua yang memandang gelar sarjana gw untuk segera mendapat penghasilan yang tetap dibanding terus melanjutkan kerja freelance ini. Yang membuat gw semakin galau adalah akhirnya gw bisa menjadi lebih dekat dengan rekan-rekan kerja dan sudah mulai merasa nyaman. Tapi (memang lagi-lagi rezeki) secara tiba-tiba, di siang hari pada bulan ramadhan, gw mendapat panggilan kerja di salah satu perusahaan kelapa sawit yang pusatnya berada di Pulo Gadung. Itu yang buat galau, disaat nyaman eh malah dapet tawaran lain haha.

Tapi menjadi berkah bagi gw sendiri, panggilan kerja di perusahaan tersebut menjawab semua kegalauan gw dan mengembalikan gw pada semua cita-cita lama, mengajar dan merantau. Sampai akhirnya gw tiba di Muara Wahau, Kutai Timur, Kaltim. Gw kerja sebagai guru IPS dan PKN. Awalnya gw sempat ragu, takut pengalaman sebelumnya terjadi. Gw sulit berinteraksi dengan orang baru apalagi kalau gw yang jadi orang barunya. Tapi lagi-lagi rezeki gw, gw ditempatkan kerja bareng rekan-rekan kerja yang sepantaran dan sangat terbuka dengan orang baru. Hanya dalam waktu seminggu gw bisa dekat dengan semua rekan kerja tanpa saya harus menjadi introvert kembali. Gw juga sangat senang ketika salah satu keinginan gw terpenuhi, yaitu mencoba hidup berbagi rumah dengan orang lain. Syukurnya, temen serumah gw pun sanga kooperatif dan menyenangkan. Alhasil, selama di wahau pun gw jaraaaaaaaaaang banget homesick hoho.

Selama kerja jadi guru disini, iya sih gw sempet kaget sama sistem kerjanya. Asli, gada istirahatnya acan. Banyak banget kegiatannya. Kerjaan gw pun numpuk-numpuk disini. Tapi gw ambil positifnya aja, setelah gw kerja disini gw bisa loncatin temen-temen gw yang udah kerja duluan. Secara disini gw udah ngerasain deh kerjaan guru, karyawan, TU, sampe OB. Disini, selain ngajar mapel PKN dan IPS, gw harus jadi admin web, pendamping ekskul, bendahara BOS, moderator tiap rapat, pendamping lomba, orang tua asuh kelas 9, jadi event organizer, evaluasi karyawan dan ngurusin konsumsi segala acara termasuk saat ada tamu gw yang harus siap nganterin konsumsi. Jadi guru ataupun karyawan, semua gw jabanin sekaligus. Apalagi disini gw langsung ngajar kurtilas booook. Langsung ngerasain yang namanya pelatihan dan UKG.

Alhamdulillah dalam duaribulimabelas semuanya bisa gw kerjain dengan baik. Untuk evaluasi karyawan, alhamdulillah gw lulus dengan result yang memuaskan. Gw evaluasi 2x untuk menentukan apakah gw layak untuk dijadikan karyawan tetap dengan masa training 5 bulan. Selama 2x evaluasi, yang nanganin gw langsung bos-bos besarnya. temen-temen guru lain paling banyak itu evaluasi ditanganin oleh 7 orang. Malah biasanya cuma 3-5 orang. Giliran gw dan temen guru barengan gw, kita selalu langsung ditanganin 11 orang selama 2x evaluasi itu. Seluruh bos besar turun cyiiiiin. Kata kepala sekolah, presentasi kita menarik dan progres kita bagus makanya banyak bos besar yang turun untuk melihat bagaimana prospek kita di perusahaan ini. Alhamdlilah banget lihat respon dan respek mereka hehe. 

Selain keberuntungan di perusahaan, gw juga dapet keberuntungan di dunia pendidikan. Alhamdulilah, gw satu-satunya guru SMP di sekolah gw yang bisa ikut UKG online di kabupaten. Dan alhamdulillahnya lagi hasil sangat tidak mengecewakan uhuuuuy. Nilainya emang gak bagus-bagus amat. karena masih di bawah 80. Total nilai gw adalah 78,8. Dan ternyata gw adalah guru satu-satunya yang lulus UKG online sekabupaten dan merupakan peserta peringkat pertama sekabupaten. MasyaAllah! Berkah duaribulimabelas banget!

Puncaknya sih di akhir tahun, dimana prediksi gw itu ga bisa balik ke bekasi, akhirnya dengan drama dan kisah klise yang nggak kalah panjang, gw pun diperbolehkan cuti pulang. Ya itu lah puncak kebahagiaan gw, setelah setengah tahun pisah, akhirnya dipenghujung tahun bisa ketemu keluarga, sahabat, dan kerabat yang paling gw rindukan. Dan mereka sukse menutup tahun gemilang gw dengan indah. Terimakasih duaribulimabelas!