Rabu, 15 April 2015

Cerpen: Sierra & Keannu

Cinta diam-diam? tidak juga. Aku yakin bahkan dia pun tahu kehadiranku.
Cinta bertepuk sebelah tangan? terkadang aku pun bisa merasakan kehangatan cinta darinya.
Friendzone? Ah meski kami memulainya dengan pertemanan, tapi kami tidak seintim mereka yg "friendzone"
Kekasih? tak pernah ada cinta yang terucap dari bibir kami berdua.
Jadi bagaimana cinta ku? masuk dalam kategori yang mana? Aku masih bingung.

Aku Sierra, seorang pecinta amatir yang belum juga berkembang. Aku mempunyai dambaan hati bernama Keannu. Keannu adalah one and only yang mampu membuatku bahagia mengenal cinta. Tetapi hingga saat ini tidak pernah ada hubungan spesial diantara kami. Ya, sejak lima tahun yang lalu. Maka sejak awal ku katakan aku adalah pecinta amatir yang belum berkembang karena aku hanya seorang pecinta yang mampu mencintai tanpa bisa membuat seseorang berbalik mencintai. Rasa takut ku yang membuat aku semakin amatir dan culun karena tak pernah mampu mengungkapkan cinta. Alasannya pun pasaran, aku takut merusak hubungan yang sudah terjalin. Oh lihat, betapa payahnya aku.

Keannu, seorang teman bicara yang menyenangkan. Hingga lama-lama senyumannya mampu menyenangkan hatiku. Tatapan wajahnya yang dulu selalu ku sambut, entah sejak kapan mulai ku tinggalkan. Itu semua karena aku selalu saja sibuk melempar tatapan ke arah lain ketika kami sedang berbicara. Rasa malu membuat ku lupa hangatnya tatapan Keannu. Terkadang aku menyesal, meski cinta tiba-tiba datang dan tumbuh di hatiku, tapi itu semua membuat ku harus melepaskan bagaimana rasanya melihat tatapan hangat Keanu. Benar kata pepatah, ada yang datang, pasti ada yang pergi.

Sejak kapan aku mulai menyimpan rasa terhadap Keannu? bahkan aku sendiri tidak dapat memastikan kapan tepatnya. Saat aku mulai berhenti menatap Keanu, saat sms Keannu membuat ku tersenyum-senyum sendiri, saat aku takut Keannu tak lagi menjadi teman ku, saat aku mulai nakal mengharapkan Keannu putus dengan kekasihnya, saat aku ingin terlihat cantik di depan Keannu, dan saat Keannu mulai ku sisipkan di doa agar kelak menjadi sang jodoh. Ya saat itu lah aku mulai mencintai Keannu. 

Mencintai Keannu bukan lah hal mudah. Terlalu banyak hal baru yang aku lewati yang terkadang memberikan ku tekanan. Aku sempat berharap banyak padanya ketika dia mulah beraksi bahwa aku adalah wanita dambaannya juga.Tak jarang dia memberikan ku perhatian lebih. Meski saat itu aku tidak terlalu tahu bagaimana statusnya, apakah ia sudah single atau belum, tapi tetap saja aku tidak nyaman karena mengingat status kami sendiri adalah teman. Aku takut yang Keannu lakukannya hanyalah sebatas perhatian pada teman, hanya karena aku memiliki rasa maka aku menganggapnya lebih. Maka ku tahan lagi perasaan ku lebih lama dan lebih dalam. 

Dikarenakan Keannu adalah seorang teman, membuat ku harus menjaga hubungan itu meski harus mengorbankan perasaan ku. Aku simpan sendiri semua rasa cinta dan rahasia yang banyak ini, saking banyaknya sampai tumpah ke permukaan. Semua teman menyadarinya. Aku rasa Keannu pun demikian. Sejak saat itu kami mulai sedikit renggang. Entah siapa yang mulai menjauh duluan. Meski aku juga mengambil jarak karena takut rasa ku semakin nampak. Dan sejak saat itu, kami tidak lagi menjadi 'teman bicara', melainkan 'teman kalo butuh'. Kami hanya berbicara seperlunya dan tidak sebanyak dulu. Tetapi Keannu akan tetap menjadi Keannu yang manis dan perhatian seperti dulu bila tidak ada teman-teman yang lain. Membuat aku terprovokasi untuk ikut menyembunyikan keakraban kami, seakan kami memang memiliki hubungan yang spesial sampai harus disembunyikan. Meskipun saat itu kami memang menjadi lebih akrab dan sering jalan keluar bersama.

Aku dan Keannu, terkadang salah satu dari kami secara terselubung mulai mengungkapan rasa, namun ketika hal ini terjadi, maka pihak lainnya akan menyadarkan untuk kembali ke realita bahwa tak pernah ada apa-apa diantara kami. Ya begitulah terus secara bergantian. Hingga aku lelah, Keannu pun sepertinya demikian, kami mulai jarang berinteraksi. Hubungan di depan teman-teman sudah rusak, hubungan di belakang teman-teman pun sudah mulai ikut memudar. Bahkan Keannu sempat menghilang, hingga dia kembali lagi, dan pada akhirnya kami benar-benar hanya menjadi 'teman kalo butuh'. Semua itu membuat aku lambat laun juga ikut berubah terhadap Keannu. Aku tak lagi memperhatikan penampilan ketika berhadapan dengannya, tidak lagi selalu  menunggu kehadirannya, tidak lagi memperdulikan status hubungannya, tidak lagi tersenyum membaca pesan darinya yang memang mulai sangat jarang dan isinya pun biasa saja, bahkan sudah tidak lagi berharap bahwa ia akan menjadi jodohku. 

Perasaan ku telah sirna seiring dengan perubahan yang terjadi pada diriku setelah lima tahun mencintainya, -awalnya aku pikir begitu. Tetapi ternyata, setelah sekian lama, ada yang tidak pernah berubah dari Sierra Emily terhadap Keannu Adrian. Aku, Sierra Emily, hingga saat ini masih belum mampu menyambut tatapannya lagi. Setelah sekian lama tak berjumpa, tiba-tiba kami bertemu. Keannu menyapa ku selayaknya teman biasa yang menyapa kawan lama. Aku lihat tatapannya mengarah lurus terhadapku, kelembutan dan kehangatannya masih sama, tidak berubah. Dan aku pun masih sama, masih sibuk mengarahkan pandangan ke arah lain sembari menjawab sapaan Keannu.

Keannu, ternyata selain aku masih belum mampu mengkategorikan bagaimana hubungan kita, aku juga masih belum sanggup menyambut tatapanmu kembali. Mungkin itu menandakan bahwa logika ku memang telah meninggalkanmu, tapi rasaku masih ada. Jadi, Keannu, kau harus tahu dua harapan yang aku lontarkan pada Tuhan;
  1.  Tuhan, jika memang aku masih belum mampu menatapnya hingga nanti, buatlah dia satu-satunya orang yang selalu menatapku seumur hidupku.
  2. Tapi Tuhan, jika dia tidak bisa selamanya selalu menatapku, kembalikan tatapan pertemanan yang dulu ku punya terhadapnya.