Sabtu, 18 Februari 2012

aku

aku terlahir sebagai dua sosok yang berbeda. terkadang aku tak mengenal siapa diriku sebenarnya, dan mana yang memang benar-benar aku. Aku sendiri menjerit ketika dilema akan sikap yang harus ku tunjukan pada situasi tertentu. namun terkadang itu terjadi begitu saja tanpa ku sadari aku. mungkin aku nampak normal bagi mereka, tetapi tidak bagi ku.

aku di benci dan disayang secara bersamaan. aku diacuhkan dan ditegur bersamaan pula. bahkan aku adalah sosok yang angkuh dan ramah secara bersamaan. aku juga seorang yang disegani sekaligus di senangi. aku orang yang menyenangkan tetapi aku juga menyebalkan. terkadang simpati ku tinggi, tetapi ego ku juga tinggi.

bukan, ini bukan hal yang wajar. semua terjadi secara bersamaan namun pada suasana dan tempat yang berbeda. banyak yang membenci ku hingga selalu mencerca ku. menaganggap ku pengganggu bahkan mengabaikan aku. tapi ada sekian tempat yang membuat ku merasa dihargai. membutuhkan ku, merindukan lelucon ku dan selalu setia menantiku. bahkan mereka tak percaya aku adalah sosok yang kaku dan pendiam di lain waktu.

ini bukan suatu hal yang menyenangkan. selalu terbesit tanda tanya, apakah aku memiliki kepribadian ganda ? mengapa aku tak bisa bersikap seceria saat di sekolah ketika aku berada di rumah. mengapa aku tak bisa sebawel saat bersama teman-teman ketika aku sedang dengan keluarga besarku. mengapa aku tak bisa sehangat aku dengan papa-mama sahabatku ketika aku sedang bersama ayah ibuku. bahkan terkadang aku ingin menjadi orang yang dingin dan acuh seperti aku mengabaikan lingkungan rumah ku ketika aku sedang di remehkan lingkungan sekolah ku. 

mengapa aku tak bisa melakukan sebaliknya ? mengapa aku tak bebas mengontrol diriku. sangat tidak menyenangkan menjadi seperti ini. banyak sekali yg salah paham atas sikap ku. meski aku disayang, tapi aku juga dibenci banyak orang. apa itu bagus ? aku ingin jadi normal, setidaknya bukan menjadi malaikat atau iblis sekaligus. aku ingin menjadi manusia biasa yang memiliki kelebihan dan kekurangan yang wajar. 

dan tolong jangan hujat aku lagi, jangan menghakimi aku lagi, kalian tidak pernah tahu bagaimana perasaan ini. seolah aku berada di kolam es lalu di hempaskan ke kolam air panas. begitu juga bagaikan aku yg kalian lambung, lalu dijatuhkan lagi, dan begitu seterusnya. dan untuk sikap sperti ini, bukan aku yang mau. bahkan aku tidak bisa mengontrolnya. mungkin saja sikap ku keluar dengan sendirinya sesuai dengan rasa nyaman ku. So ?